Sabtu, 12 Desember 2015

Catatan Kecil : 525 - Ketika Rasulullah SAW menjelang kewafatannya


Yaa Sayyidii Yaa Rosuulalloh, 
 Duhai Pemimpin kami Duhai Utusan Alloh !
 
“Sesungguhnya Rasulullah shallahu ‘alaihi wa sallam di akhir hidupnya menggerakkan kedua bibirnya dua kali, lalu aku mendekatkan telingaku dan aku mendengar Nabi mengucapkan “ UMMATII - UMMATII - Ummatku, ummatku “ secara pelan, lalu wafatlah Rasulullah shallahu ‘alaihi wa sallam di hari Isnin bulan Rabi’ul Awwal “
--------------
Ummatii….Ummatii…ummatii.......

Ketika Rasulullah SAW menjelang kewafatannya, Beliau sedang terbaring di tempat tidurnya di dalam rumahnya. Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang mengucapkan salam. “Bolehkah saya masuk ?” tanyanya. Tapi Saidatina Fatimah tidak mengizinkannya masuk, “Maaf, ayahku sedang tidak dapat ditemui” kata Saidatina Fatimah yang membalikkan badan dan menutup pintu.
Kemudian ia kembali menemani ayahandanya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya pada Saidatina Fatimah “Siapakah itu wahai anakku ?”. “Tidak tahu ayah, sepertinya aku baru kali ini melihatnya” tutur Saidatina Fatimah lembut.

Lalu, Rasulullah SAW menatap puterinya itu dengan pandangan yang menggetarkan. Seolah-olah bagian demi bagian wajah anaknya itu hendak dikenang. “Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. Dialah malaikatul maut” kata Rasulullah SAW, Saidatina Fatimah pun menahan tangisnya.

Malaikat maut datang menghampiri, kemudian Rasulullah SAW menanyakan kenapa Jibril tidak ikut bersama menyertainya. Kemudian dipanggillah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap di atas langit dunia menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini. “Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah ?” Tanya Rasululllah SAW dengan suara yang amat lemah. “Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti ruhmu. Semua surga terbuka lebar menanti kedatanganmu” kata Jibril.

Tapi itu tidak membuat Rasulullah lega, Rasulullah SAW masih penuh kecemasan. “Engkau tidak senang mendengar khabar ini ?” tanya Jibril lagi. “Kabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak ?”. “Jangan khawatir wahai Rasul Allah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku : ‘Kuharamkan surga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada di dalamnya” kata Jibril.
Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan ruh Rasulullah SAW ditarik. Nampak seluruh tubuh Rasulullah SAW bersimbah peluh. “Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini”.
Mata Saidatina Fatimah terpejam, Saidina Ali yang di sampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan muka. “Tidak sukakah engkau melihatku, hingga kau palingkan wajahmu Jibril?” tanya Rasulullah SAW pada Malaikat pengantar wahyu itu. “Siapakah yang sanggup melihat kekasih Allah direnggut ajal” kata Jibril. “Ya Allah, dahsyat nian maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku”.

Badan Rasulullah SAW mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi. Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu. Saidina Ali segera mendekatkan telinganya “Uushiikum bis-shalaati, wa maa malakat aimaanukum – peliharalah shalat dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu”.

Di luar, pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan. Saidatina Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Saidina Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan. “Ummatii, ummatii, ummatiii! – Umatku, umatku, umatku”.
Dan, berakhirlah hidup manusia yang paling mulia yang memberi cahaya bagi kegelapan, obat dari seluruh penyakit, penghulu seluruh manusia, rahasia dari segala rahasia, dan makhluk paling sempurna. Rasul yang sangat mengkhawatirkan nasib umatnya dari pada dirinya.
Betapa cintanya Rasulullah kepada kita. Namun, bagaimanakah cinta kita kepada Rasulullah? Sudahkah kita mengikuti seluruh Sunnahnya?

Allaahumma sholli ‘alaa saidina Muhammadininnabiyyi ummyi wa ‘ala alihi wa shohbihi wasallim ‘adadama alimta, wa zinatama alimta, wa mil ama alimta..
Ya ALLAH, selamat dan sejahterakanlah Rasulullah Muhammad SAW, nabi yang tidak perlu membaca dan menulis, dan seluruh ahli keluarga dan para sahabatnya, sebanyak bilangan yang Engkau tahu, seberat timbangan yang Engkau ahu, dan sepenuh apa pun jua yang Engkau tahu.

------------------
Ucapan Nabi SAW “Ummatii, Ummatii…”, Benarkan Ini Hadits Syiah ?
Analisis Riwayat Wafatnya Nabi SAW Saat Menyebut Ummatii, Ummatii…
Sungguh berlebihan orang-2 wahabi mengungkit-ungkit, mencibir dan mempermasalahkan kisah wafatnya Nabi Muhammad Saw yang mengucapkan “Ummatii, ummatii …”
Seandainya tidak ada riwayat shahihnya tentang ucapan ini ketika menjelang wafatnya Nabi Saw, bukankah kehidupan Nabi Muhammad saw mulai sejak lahir, diutus menjadi Rasul Allah hingga tutup usia bahkan sampai kelak di hari kiamat, Nabi saw sangat kuatir dan sangat memperdulikan umatnya?

Bukankah Allah sendiri telah mensifati Nabi Muhammad SAW dengan Harishun ‘alaikum bil mukminiina Raoufun Rahiim …? (dia sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, penyantun dan penyayang terhadap orang-orang yang beriman “).
Tidak pernahkah orang-orang wahabi yang mempermasalahkan kisah Wafat Nabi itu merenungi ucapan yang menggetarkan hati dan jiwa yang membaca ucapan itu ?
Wafatnya Nabi SAW

Cobalah simak dan renungi bersama kami atas firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala berikut ini :

لَقَدْ جَاءكُمْ رَسُولٌ مِّنْ أَنفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُم بِالْمُؤْمِنِينَ رَؤُوفٌ رَّحِيمٌ

“ Sungguh telah datang padamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaan yang kamu alami, dia sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, penyantun dan penyayang terhadap orang-orang yang beriman “. (QS: at-Taubah : 128)

Imam Ibnu Katsir memberi komen mengenai ayat ini :

وقوله: { عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ } أي: يعز عليه الشيء الذي يعنت أمته ويشق عليها، { حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ } أي: على
هدايتكم ووصول النفع الدنيوي والأخروي إليكم

“ Ucapan, {berat terasa olehnya penderitaan yang kamu alami}, Nabi SAW begitu merasakan berat (susah) dengan kesusahan yang dialami umatnya. {dia sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu}, maksudnya sangat menginginkan kalian mendapat petunjuk dan mendapatkan manfaat (syafaat) di dunia maupun di akhirat “.

Ayat ini sudah cukup menunjukkan bahwa Nabi Muhammad SAW begitu merasakan kuatir dan amat sangat memeperhatikan akan nasib umatnya sepanjang hidupnya. Bahkan dalam kisah yang mashur, kelak ketika di hari pembalasan, Nabi Muhammad SAW pun berusaha keras untuk mensyafaati menyelamatkan umatnya dari neraka.

Untuk apa mereka kaum wahabi mempermasalahkan riwayat “Ummati, ummati…” ketika menjelang wafatnya Nabi baginda Rasulullah ShallaLlahu ‘alaihi wasallam ? Apakah mereka tidak percaya bahwa Nabi begitu sangat kuat kepeduliannya dan kuatir atas umatnya ?? Bukankah nasihat sholat-sholat… di akhir usia baginda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam juga menunjukkan kepedulian beliau atas umatnya agar tidak meninggalkan sholat, supaya umatya bahagia dunia dan akhirat ? Ayat di atas sudah cukup menjelaskan sifat mulia Nabi SAW dan kekuatiran Nabi SAW atas umatnya dalam sepanjang hidupnya.

Hadits :

أنه صلى الله عليه وسلم قال لجبريل عند موته ” من لأمتي بعدي ” فأوحى الله تعالى إلى جبريل أن بشر حبيبي إني لا أخذله في أمته ، وبشره بأنه أسرع الناس خروجا من الأرض إذا بعثوا ، وسيدهم إذا جمعوا وأن الجنة محرمة على الأمم حتى تدخلها أمته . فقال ” الآن قرت عيني

“Sesungguhnya Nabi SAW bertanya kepada Jibril, “ Siapa yang memperhatikan umatku setlah wafatku ?”, maka Allah mewahyukan kepada Jibril untuk memberikan kabar gembira bahwa AKU (Allah) tidak akan melalaikan umatnya, dan berikan kabar padanya bahwa ia (Nabi SAW) adalah manusia pertama (paling cepat) keluarnya dari kuburan ketika hari pembangkitan, dan pemimpin mereka di hari perkumpulan, dan sesungguhnya surga haram atas umat-umat lainnya sebelum umat Nabi SAW memasukinya terlebih dahulu”, maka Nabi SAW berkata, “Sekarang aku sudah tenang”. (HR. Ath-Thabrani)

Hadits ini memang sanadnya dhaif, namun dalam ajaran Ahlussunnah Wal Jamaah, hadits dhaif bukanlah hadits maudhu’ yang mesti dibuang. Karena ada kecacatan perawinya yang tidak terlalu parah. Hadits ini pun boleh diamalkan dalam bab manaqib (kisah-kisah), hal ini juga sesuai pendapat jumhur ulama ahli hadits.

Dan tak ada satu pun ulama ahli hadits terdahulu yang menghukumi hadits ini maudhu’. Oleh sebab itu al-Hafidz al-Iraqi menghukumi sanad ini dhoif.[1]

Hadits di atas pun memiliki banyak syawahidnya di antaranya hadits :

إن الجنة حرمت على الأنبياء كلهم حتى أدخلها، وحرمت على الأمم حتى تدخلها أمتي

Hadits ini diriwayatkan Ibnu Adi di Kamil : 5/209 dan Ibnu Abi Hatim di al-‘ilal : 2167. Hadits ini dihukum gharib oleh ad-Daraquthni, sedangkan Albani menghukuminya hadits mungkar.[2] Juga hadits berikut ini :

أنا أول الناس خروجاً إذا بعثوا، وأنا خطيبهم إذا أنصتوا، وقائدهم إذا وفدوا، وشافعهم إذا حبسوا، وأنا مبشرهم إذا يئسوا، لواء الحمد بيدي، ومفاتح الجنة يومئذ بيدي، وأنا أكرم ولد آدم يومئذ على ربي ولا فخر, يطوف علي ألف خادم كأنهم اللؤلؤ المكنون

Hadits ini diriwayatkan oleh imam at-Tirmidzi no. 3610, beliau mengatakan : Ini Hadits Hasan Gharib.[3]

Dalam riwayat yang lain disebutkan bahwasanya sayyidina Ali Kw berkata :

ان رسول الله صلى الله عليه وسلم في آخر نفسه حرك شفتيه مرتين فالقيت سمعي يقول خفية امتي امتي فقبض
رسول الله صلى الله عليه وسلم يوم الاثتثن من شهر ربيع الاول

“Sesungguhnya Rasulullah shallahu ‘alaihi wa sallam di akhir hidupnya menggerakkan kedua bibirnya dua kali, lalu aku mendekatkan telingaku dan aku mendengar Nabi mengucapkan “ UMMATII - UMMATII - Ummatku, ummatku “ secara pelan, lalu wafatlah Rasulullah shallahu ‘alaihi wa sallam di hari Isnin bulan Rabi’ul Awwal “.[4]
Dalam hadits shahih disebutkan bahwa ketika Nabi selesai membaca surat Ibrahim ayat 36 dan surat al-Maidah ayat 118, maka Nabi mengangkat kedua tangannya dn mengucapkan :

اللهم أمَّتِي أمّتِي، وبكى فقال الله -عز وجل-: “يا جبريل، اذهب إلى محمد -وربك أعلم- فَسَلْه: ما يبكيك؟”، فأتاه جبريل فسأله، فأخبره رسول الله -صلى الله عليه وسلم- بما قال-وهو أعلم- فقال الله: “يا جبريل، اذهب إلى محمد فقل: إنا سنرضيك في أمتك ولا نسوءك

“ Ya Allah, umatku, umatku.. dan Nabi menangis. Maka Allah berkata, “ Wahai Jibril, pergilah kepada Muhammad – Dan Tuhanmu Maha Mengetahui – dan tanyalah kepadanya apa yang menyebabkannya menangis ? Maka Jibril mendatanginya dan bertanya, maka Rasulullah shallahu ‘alaihi wa sallam menceritakan apa yang telah diceritakan, maka Allah menjawab : “ Wahai Jibril, pergilah kepada Muhammad dan katakanlah, “ Sesungguhnya Kami (Allah) akan meridhai umatmu, dan tidak akan berbuat buruk pada umatmu’. (HR. Muslim)

Perhatikan hadits shahih ini, amat jelas menunjukkan bahwa Nabi shallahu ‘alaihi wa sallam begitu amat sangat cinta dan amat sangat kuat perhatiannya kepada umatnya. Baginda sallaLLahu ‘alaihi wasallam tidak rela umatnya celaka di dunia maupun di akhirat kelak. Baginda sallaLlahu ‘alaihi wasallam menyebut “ummati” dua kali. Renungi dan resapi seruan dan doa Nabi tersebut dalam diri kita, bayangkan beliau menyebut nama kita dua kali…. Tidakkah engkau merasakan seruan lisan mulia Nabi sallaLLahu ‘alaihi wasallam yang berdoa dan memohon kepada Allah agar kita sebagai umatnya diselamatkan dari neraka Allah ?

Lalu apa tujuan mereka mempermasalahkan riwayat wafatnya Nabi Saw, apakah cuma karena mereka menduga itu hadits Syiah? Sungguh, kami kuatir mereka yang mempermasalahkan riwayat “ummati, ummati“ menjelang wafatnya Nabi Muhammad Saw, dari hatinya dicabut rasa cinta dan rindunya kepada Nabi Muhammad, bukankah ini kecekaan yang besar? Allahumma nas’alukal ‘afwa wal ‘afiyah, amiin….

Referensi :
[1] Takhrij Ahadits al-ihya, al-Iraqi, bisa lihat di sini : http://www.islamport.com/b/3/alhadeeth/takhreej/
[2] As-Silsilah adh-Dahifah, Albani : 5/354. No. 2329
[3] Hadil Arwah ila Biladil Afrah, Ibnul Qayyim : 1/77-78
[4] Hadits ini disebutkan oleh Syeikh ‘Uthman bin Hasan bin Ahmad as-Syakir al-Khubawi al-Hanafi (w. 1241H) dalam kitabnya Durrah an-Nashihin mukasurat 64, namun beliau tidak menyebutkan sanad periwayatnnya dan sumber asalnya.

Ditulis oleh Ahmad DImyathi, S.Ag

0 komentar:

Posting Komentar

Selamat Datang

Assalamu 'alaikum wa 'alaikunna wr. wb.

BISMILLAAHIR ROHMAANIR ROHIIM

Selamat datang, bergabung dan menyimak di halaman Silaturrahmi http://tujuhtujuhbelas.blogspot.co.id

FORUM KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA WAHIDIYAH

Catatan Kecil : KISAH DAN PETUAH INSPIRATIF, DISKUSI DAN DIALOG INTERAKTIF, LAYANAN TANYA JAWAB DAN KONSULTASI ONLINE SERTA BERBAGI ATAU SHARING.

YAA SAYYIDII YAA ROSUULALLOH !

Bacalah selalu baik lisan maupun dalam hati dimana ingat dan kapanpun Anda berada kalimat nida' :

"YAA SAYYIDII YAA ROSUULALLOH !"

Berfaedah sangat besar dan luar biasa, berfungsi sebagai "Rahmatan Lil 'alamiin" dan "Tibbil Qulub" artinya rahmat (welas asih) bagi seluruh alam dan penyembuh atau obat hati, dapat berfadhilah untuk keperluan/hajat apa saja, solusi masalah apa saja, terutama untuk membersihkan dan menjernihkan hati, untuk kedamaian dan ketentraman jiwa serta sadar ma'rifat Billah wa Rosulihihi SAW. Berfadhilah untuk menyembuhkan dan mengobati hati dari sifat-2 tercela dan kegundahan, mengobati tubuh dari beberapa penyakit (memberikan kesehatan jasmani dan rohani), memberi cahaya dan sinar bagi mata hati. Buktikan sendiri keampuhan do'a tawassul tersebut, Insya Alloh Anda akan dapat merasakan berkah dan manfaatnya !. Amiin !.

AMALKAN “YAA SAYYIDII YAA ROSUULALLOH” diulang-ulang selama kurang lebih 30 menit tiap hari, selama 40 hari berturut-turut.

Boleh diamalkan oleh siapa saja tanpa pandang bulu dan golongan, baik tua, muda ataupun anak-anak, dari suku bangsa manapun dan agama apapun silakan mengamalkan, bahkan sangat dianjurkan tuk menyiarkannya.

Sebar luaskan kepada seluruh kerabat, teman, tetangga, sahabat dan semua orang yang kita temui dengan ikhlas, bijaksana dan welas asih.

Terima kasih dan Jazaa kumulloohu khoirooti wa sa'aadaatid dun-ya wal aakhirfoh Amiin !.

Posted by:

AHMAD DIMYATHI, S. Ag

Mobile Phones :
(0251) 8660966 (Kantor)
082226668817
085773653117
089527405377

Email :
pak.dimyathi@gmail.com

Facebook :
https://www.facebook.com/ahmad.dimyathi.5264

Twitter :
https://twitter.com/AHMADDIMYATHISA

Groups :
https://www.facebook.com/groups/1578120242468050/

Basic Information :
Kominfo Wahidiyah

Birthday :
February 25, 1958

Gender :
Male

Home Address :
Cimandala Sukaraja Bogor Jabar.
© CatatanKecil 2016. Diberdayakan oleh Blogger.