GUS DUR (KH. ABDURRAHMAN WACHID) ORA TERIMO WAHIDIYAH DISESATKAN !
Ahmad Dimyathi 05. Klik : SAYYIDII YAA ROSUULALLOH .!
GUS DUR (KH. ABDURRAHMAN WACHID) ORA TERIMO WAHIDIYAH DISESATKAN !
http://youtu.be/nvo3-uEBDz0
youtu.be
GUS DUR (KH. ABDURRAHMAN WACHID) ORA TERIMO WAHIDIYAH DISESATKAN !
http://youtu.be/nvo3-uEBDz0
youtu.be
YOUTUBE.COM
Ahmad Dimyathi Fafirruu Ilalloh - Larilah Kembali Kepada Alloh !
Catatan Kecil : 900 - Kisah dan Petuah Edukatif, Inspiratif, Instruktif, Rekreatif tuk Sepirit N Setulus Hati - Forum Saling Asih, Asuh, Asah, Sharing, Peduli Berbagi - Diskusi, Dialog Interaktif - Layanan Tanya Jawab dan Konsultasi Online Gratis !
ULAMA' SU'U YANG ANTI DAN KONTRAS DENGAN SHOLAWAT WAHIDIYAH
MASYAYIH LIRBOYO YANG KONON MELARANG DAN MENGHARAMKAN/MENYESATKAN AMALAN SHOLAWAT WAHIDIYAH ( Tolong baca buku yg dikeluarkan Ponpes Lirboyo yg berjudul Masyayikh Lirboyo Melarang Amalan Aliran Wahidiyah seperti Copy dibawah) PADA HAKIKATNYA ADALAH KAWAN-2 SETIA DLM PERJUANGAN WAHIDIYAH YG BESAR JASA DAN PENGORBANANNYA.
AKAN TETAPI DISISI YG LAIN MEREKA ADALAH ULAMA' SU'U, ULAMA' JAHAT SEPERTI KYAI BARSESO, KYAI BAL'AM BIN BA 'URA' ULAMA YANG MATI KUFUR, ULAMA' SU'U YG HATI DAN PERBUATAN MEREKA SUDAH SANGAT KETERLALUAN DIRASUKI SIFAT-2 ABU JAHAL, ABU LAHAB, DAJJAL N IBLIS LAKNATULLOH, MEREKA ORANG-2 KETERLALUAN, YG TERKECAM, TERKUTUK, YG IRI, DENGKI YG GA MAU RUKUN, GA MAU BERTOLERANSI N GA MAU SALING MENGHARGAI SERTA MENGHORMATI SESAMANYA, YG BENAR-2 DUNGU, TOLOL, BODOH, YANG BERDAMPAK SANGAT LUAS SALING SESAT N MENYESATKAN DITENGAH UMMAT DAN MASYARAKAT.
BENAR, MEREKA YG LEBIH DULU MENYESATKAN/MENGHARAMKAN AMALAN SHOLAWAT WAHIDIYAH, SEHINNGA GUS DUR MARAH BESAR, MERASA GA NYAMAN DENGAN PENYESATAN TSB.. TOLONG SIMAK BAIK-2 PIDATO GUS DUR YG FENOMINAL, FAKTUAL DAN MENGGEMPARKAN ITU ... yg akan kita ingat, kita kenang terus sepanjang sejarah Perjuangan Wahidiyah ilaa yaumil qiyaamah ... GUS DUR MEMANG HEBAT, PENGAMAL DAN PEJUANG WAHIDIYAH SEJATI YG CERDAS, HANDAL, TANGGUH DAN MUMPUNI... AAMIIN.......
Klik : SAYYIDII YAA ROSUULALLOH .!
GUS DUR (KH. ABDURRAHMAN WACHID) ORA TERIMO WAHIDIYAH DISESATKAN !
http://youtu.be/nvo3-uEBDz0
youtu.be
Maka terserahlah kita memandangnya mereka dari sudut yg mana .... mangga, silakan aja tu ... pilih yg mana tu ?
ULAMA' SU'U .. ???
Ulama su’u atau ulama yang tidak sholeh adalah sebagaimana yang disampaikan dalam sabda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam yang artinya “Barangsiapa yang bertambah ilmunya tapi tidak bertambah hidayahnya, maka dia tidak bertambah dekat kepada Allah melainkan bertambah jauh“
Ulama su’u adalah mereka yang tidak menyadarinya atau tidak disadarkan oleh Allah Azza wa Jalla atas kesalahannya atau kesalahpahamannya, seperti kesalah pahamm mereka terhadap amalan "SHOLAWAT WAHIDIYAH" ini, sehingga mereka menyadarinya kelak dikemudian hari setelah mati.
NAMUN Dari peristiwa tersebut kita harus bersyukur dan berterima kasih kepada mereka yg ternyata banyak berkah dan hikmahnya, antara lain Sholawat Wahidiyah dan Ajaran Wahidiyah semakin tersiar dan tersebar luas, semakin tenar, jaya dan semakin dikenal dan digandrungi oleh masyarakat luas sampai saat ini. Sholawat Wahidiyah Insya Alloh akan terus tersiar dan berkembang keseluruh penjuru dunia dan tidak akan bisa dibendung lagi oleh si penghasut ulama' su'u dan siapapun. INSYA ALLOH .... AAMIIN...
TUK MENJAWAB PERTANYAAN DAN MENJELASKAN KEPADA MAYRAKAT LUAS TTG PERMASLAHAN TSB YG SEBENARNYA, DAN JUGA KARENA BUKU YG DIKELUARKAN OLEH PONPES LIRBOYO TSB SUDAH TERLANJUR TERSEBAR LUAS DI TENGAH MASYARAKAT DAN DIDUNIA MAYA, YG BERDAMPAK SANGAT MERUGIKAN DAN MERESAHKAN KITA SELURUH PENGAMAL WAHIDIYAH, maka perkenankanlah disini kami memerikan jawaban dan penjelasan permasalahan tsb sbb. :
( TOLONG DI KLIK N DIBACA TULISAN BERIKUT INI SECARA CERMAT, LENGKAP DAN TELITI ) :
01. Klik :https://www.facebook.com/groups/1578120242468050/permalink/1730942983852441/
02. Klik :https://www.facebook.com/groups/1408186116114107/permalink/1562263284039722/
03. Klik :https://www.facebook.com/groups/1408186116114107/permalink/1562260967373287/
04. Klik :https://www.facebook.com/groups/1408186116114107/permalink/1561192584146792/
05. Klik : SAYYIDII YAA ROSUULALLOH .!
GUS DUR (KH. ABDURRAHMAN WACHID) ORA TERIMO WAHIDIYAH DISESATKAN !
http://youtu.be/nvo3-uEBDz0
youtu.be
06. Klik :https://www.facebook.com/groups/1578120242468050/permalink/1713172085629531/
07. Klik :https://www.facebook.com/groups/1578120242468050/permalink/1730944407185632/
08. Klik :https://www.facebook.com/groups/1578120242468050/permalink/1730945713852168/
09. Klik :https://www.facebook.com/groups/1408186116114107/permalink/1564723400460377/ Fafirruu Ilalloh - Larilah Kembali Kepada Alloh !
Catatan Kecil : 900 - Kisah dan Petuah Edukatif, Inspiratif, Instruktif, Rekreatif tuk Sepirit N Setulus Hati - Forum Saling Asih, Asuh, Asah, Sharing, Peduli Berbagi - Diskusi, Dialog Interaktif - Layanan Tanya Jawab dan Konsultasi Online Gratis !
ULAMA' SU'U YANG ANTI DAN KONTRAS DENGAN SHOLAWAT WAHIDIYAH
MASYAYIH LIRBOYO YANG KONON MELARANG DAN MENGHARAMKAN/MENYESATKAN AMALAN SHOLAWAT WAHIDIYAH ( Tolong baca buku yg dikeluarkan Ponpes Lirboyo yg berjudul Masyayikh Lirboyo Melarang Amalan Aliran Wahidiyah seperti Copy dibawah) PADA HAKIKATNYA ADALAH KAWAN-2 SETIA DLM PERJUANGAN WAHIDIYAH YG BESAR JASA DAN PENGORBANANNYA.
AKAN TETAPI DISISI YG LAIN MEREKA ADALAH ULAMA' SU'U, ULAMA' JAHAT SEPERTI KYAI BARSESO, KYAI BAL'AM BIN BA 'URA' ULAMA YANG MATI KUFUR, ULAMA' SU'U YG HATI DAN PERBUATAN MEREKA SUDAH SANGAT KETERLALUAN DIRASUKI SIFAT-2 ABU JAHAL, ABU LAHAB, DAJJAL N IBLIS LAKNATULLOH, MEREKA ORANG-2 KETERLALUAN, YG TERKECAM, TERKUTUK, YG IRI, DENGKI YG GA MAU RUKUN, GA MAU BERTOLERANSI N GA MAU SALING MENGHARGAI SERTA MENGHORMATI SESAMANYA, YG BENAR-2 DUNGU, TOLOL, BODOH, YANG BERDAMPAK SANGAT LUAS SALING SESAT N MENYESATKAN DITENGAH UMMAT DAN MASYARAKAT.
BENAR, MEREKA YG LEBIH DULU MENYESATKAN/MENGHARAMKAN AMALAN SHOLAWAT WAHIDIYAH, SEHINNGA GUS DUR MARAH BESAR, MERASA GA NYAMAN DENGAN PENYESATAN TSB.. TOLONG SIMAK BAIK-2 PIDATO GUS DUR YG FENOMINAL, FAKTUAL DAN MENGGEMPARKAN ITU ... yg akan kita ingat, kita kenang terus sepanjang sejarah Perjuangan Wahidiyah ilaa yaumil qiyaamah ... GUS DUR MEMANG HEBAT, PENGAMAL DAN PEJUANG WAHIDIYAH SEJATI YG CERDAS, HANDAL, TANGGUH DAN MUMPUNI... AAMIIN.......
Klik : SAYYIDII YAA ROSUULALLOH .!
GUS DUR (KH. ABDURRAHMAN WACHID) ORA TERIMO WAHIDIYAH DISESATKAN !
http://youtu.be/nvo3-uEBDz0
youtu.be
Maka terserahlah kita memandangnya mereka dari sudut yg mana .... mangga, silakan aja tu ... pilih yg mana tu ?
ULAMA' SU'U .. ???
Ulama su’u atau ulama yang tidak sholeh adalah sebagaimana yang disampaikan dalam sabda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam yang artinya “Barangsiapa yang bertambah ilmunya tapi tidak bertambah hidayahnya, maka dia tidak bertambah dekat kepada Allah melainkan bertambah jauh“
Ulama su’u adalah mereka yang tidak menyadarinya atau tidak disadarkan oleh Allah Azza wa Jalla atas kesalahannya atau kesalahpahamannya, seperti kesalah pahamm mereka terhadap amalan "SHOLAWAT WAHIDIYAH" ini, sehingga mereka menyadarinya kelak dikemudian hari setelah mati.
NAMUN Dari peristiwa tersebut kita harus bersyukur dan berterima kasih kepada mereka yg ternyata banyak berkah dan hikmahnya, antara lain Sholawat Wahidiyah dan Ajaran Wahidiyah semakin tersiar dan tersebar luas, semakin tenar, jaya dan semakin dikenal dan digandrungi oleh masyarakat luas sampai saat ini. Sholawat Wahidiyah Insya Alloh akan terus tersiar dan berkembang keseluruh penjuru dunia dan tidak akan bisa dibendung lagi oleh si penghasut ulama' su'u dan siapapun. INSYA ALLOH .... AAMIIN...
TUK MENJAWAB PERTANYAAN DAN MENJELASKAN KEPADA MAYRAKAT LUAS TTG PERMASLAHAN TSB YG SEBENARNYA, DAN JUGA KARENA BUKU YG DIKELUARKAN OLEH PONPES LIRBOYO TSB SUDAH TERLANJUR TERSEBAR LUAS DI TENGAH MASYARAKAT DAN DIDUNIA MAYA, YG BERDAMPAK SANGAT MERUGIKAN DAN MERESAHKAN KITA SELURUH PENGAMAL WAHIDIYAH, maka perkenankanlah disini kami memerikan jawaban dan penjelasan permasalahan tsb sbb. :
( TOLONG DI KLIK N DIBACA TULISAN BERIKUT INI SECARA CERMAT, LENGKAP DAN TELITI ) :
01. Klik :https://www.facebook.com/groups/1578120242468050/permalink/1730942983852441/
02. Klik :https://www.facebook.com/groups/1408186116114107/permalink/1562263284039722/
03. Klik :https://www.facebook.com/groups/1408186116114107/permalink/1562260967373287/
04. Klik :https://www.facebook.com/groups/1408186116114107/permalink/1561192584146792/
05. Klik : SAYYIDII YAA ROSUULALLOH .!
GUS DUR (KH. ABDURRAHMAN WACHID) ORA TERIMO WAHIDIYAH DISESATKAN !
http://youtu.be/nvo3-uEBDz0
youtu.be
06. Klik :https://www.facebook.com/groups/1578120242468050/permalink/1713172085629531/
07. Klik :https://www.facebook.com/groups/1578120242468050/permalink/1730944407185632/
08. Klik :https://www.facebook.com/groups/1578120242468050/permalink/1730945713852168/
09. Klik :https://www.facebook.com/groups/1408186116114107/permalink/1564723400460377/ Fafirruu Ilalloh - Larilah Kembali Kepada Alloh !
Sarung Goyor Kediri Ustadz ahmad dimyathi,,mhn maaf sbelumnya,,,saya juga pengamal, saya mhn seyogyanya postingan jenengan dipun hapus mawon, kulo juga pun mangertos perkawis niku, ananging lebih bijak tulisan jenengan dipun hapus kapurih mboten terjadi perihal yang tak diinginkan
Imut kalihan hadist, man sataro musliman satarohu allohu yaumal qiyamah
Nuwun pangertosanipun,,suwun
Imut kalihan hadist, man sataro musliman satarohu allohu yaumal qiyamah
Nuwun pangertosanipun,,suwun
Subakir Thoyib AH Ae Jgn lah mrs baik....sblm mati sebagai org baik..mgkn saat ini kita baik tp blm tentu kt akan mati dlm keadaan baik...
...يا ذاالجلال والاكرام
امتنا علي دين الاسلامLihat Terjemahan
...يا ذاالجلال والاكرام
امتنا علي دين الاسلامLihat Terjemahan
Fyan Mubarok Hehehe,,nyante ae gus,,,orang yg berilmu tidak mgkin comen kayak gitu,,,,
Apa yang kita utarakan itulah cermin hati kita,,,
Apa yang kita utarakan itulah cermin hati kita,,,
Umroh Permata Zain Kulo ceramah 4 kali ehari n besok ke mekkah mbah Moh Mahfudz yai mahrus lihat sanad wahidiyyah mbten jelas dan gus dur n abuya lihat matan at isinya baik tapi wahidiyyah pencetak sejuta wali ha ha ha kabeh sing melu jarene pasti makrifat waduuhh gawwat
Ahmad Dimyathi kabeh sing melu jarene pasti makrifat waduuhh gawwat.....JAWAB : MF, GA ADA ITU, ITU KATA-2 FITNAH, DARIMANA SUMBERNYA TU - SIAPA YG BICARA SEPERTI ITU, APA ADA TERTULIS DIBUKU-BUKU WAHIDIYAH, TOLONG JELASKAN SAUDARAKU AGAR JELAS DAN TIDAK MENIMBULKAN FITNAH KEJI ...MF.... ini contoh kalimat fitnahan ..."kabeh sing melu jarene pasti makrifat waduuhh gawwat ...."
Umroh Permata Zain Saya dulu riyadhoh lama di yai majid pak Ahmad Dimyathi saya tau dhikir itu baik versi sayyid muhammad mekkah dan gus dur, Cuman di dunia pesantren biasanya ada istilah SANAD atau riwayat Sholawat Dhohir dari rosululloh bukan hanya mimpi, Mungkin setia...Lihat Selengkapnya
Umroh Permata Zain Peripun habib Husin Abu Bakar he he min haisul matan Hasan tapi min haisus Sanad blm ada kitab jamiussholawat yg menerangkan mungkin niku sbbbe karena Apapun di dunia pesantren itu ada BAHTSUL MASAIL dan bila tidak ada di kitab muktabar maka dianggap kurang muktabar afwan habib afwan insyaallah ngeten njje yaiAdib Lby ( Ampun nderek ghodob yai kikikikikikiki )
Umroh Permata Zain He hee ampun Ghodob2an njjee mbah Fathur Rohman sabar sbb DUNIA INI LEBIH INDAH karena DHIKIR DAN SHOLAWAT afwan
Fathur Rohman kulo mboten ghozdob,,,nmung gemes lan penasaran wae kalih wali dimyati ,,,pingen sowan tur nglap barokah
Umroh Permata Zain He he he njjee mbah Fathur Rohman pundi mbahMoh Mahfudz ayoo ng mekkah maneh mbah
Rois Faisal Ridho Diskusi secara langsung saya rasa lebih bijak dripda anda harus mengeluarkan kata2 keji di sini bapak ahmad dimyati
Ahmad Dimyathi Mf...diskusi/ musyawarah telah dilaksanakan ....tolong baca piagam Ngadiluwih dlm tulisan tsb diatas..
Ga ada atau belum ada hasil.... semoga tar ada musyawarah lg yg lbih baik...Aamiin
Ga ada atau belum ada hasil.... semoga tar ada musyawarah lg yg lbih baik...Aamiin
Saiful Umam Al-Fathowy II Bismillah.... Saya santri lirboyo. Dan saya merasa belum mampu menggapai ilmu guru dan para masyayikh saya. Yang jelas untukmu gurumu dan untukku guruku. Tidak usah saling memprovokasi dan terprovokasi. Setahu saya yang dilarang mengamalkan adalah santrinya mbah mahrus. Itupun tidak sampai dengan kata kata "harromtu" entah kalo ada sumber lain itu berarti keterbatasan ilmu saya...
Ahmad Dimyathi ADA SAUDARAKU YG JELAS SECARA TERANG BENDERANG MENGHARAMKAN DLM SURAT SELEBARANNYA DAN BUKU RESMI YG DIKELUARKAN OLEH PONPES LIRBOYO.... APAKAH ANDA INGIN MENEGATHUI SELENGKAPNYA DATA DAN FAKTA YG GA MUNGKIN TERBANTAHKAN TSB...???
Fathur Rohman ahmad dimyati kuwi wong gendeng,,,,la wong wonge wani ngaku ratune wali jaman saiki kok,,,
Ahmad Dimyathi Itu fitnah keji.... siapa yg bilang ngaku wali ... ga ada tu.. itu fitnah...
Sopo sing gendeng...?
Sopo sing gendeng...?
Fathur Rohman sing gendeng zo kowe,,,la wani wani NE ngafirne mbah mahrús ,,padahal ãda sbAgian ulama sing dawuh beliau adalah seorang wali,,,sing wani nantang wali berarti XP wali to???
Ahmad Dimyathi ngapunten kulo santri lirboyo, ga benar tu ... apa dasarnya berani mengharamkan baca sholawat ...???. mengharamkan yg semestinya ga haram gmn hukumnya ...???
Husin Abu Bakar Yg dipermasalahkan oleh Kyai Mahrus bhw amaliah sholawat wahidiyyah itu bkn thoriqoh tapi hanya amaliah biasa. Krn muncul klaim dari sebagian pengikutnya bhw itu toriqoh. Itu yg saya fahami dari cerita orang yg dpt dipercaya.
Ahmad Dimyathi Mf, Sholawat Wahidiyah bukan thoriqoh seperti umumnya yg harus dibaiat dll...Sholawat Wahidiyah telah diijazahkan secara mutlak oleh Beliau Mu'allifnya. ...tolong klik n baca sttus berikut......
Sarung Goyor Kediri Pak ahmad dimyathi,,,sekali saya mhn hapus tulisan smpean yg bernuansa adu domba dg menghina salah satu kyai pondok lirboyo,,,,saya barusan ke kantor pusat tanya2 identitas smpean,,skali lgi hapus tulisan smpean,,,,jangan bawa2 kedunglo maupun sholawat wahidiyah di dalam cara smpean,,,,,suwun
Ahmad Dimyathi Baik... mf, akan sy hapus...sy minta sttus ini juga sama2 dihapus aja... tar sy hapus...
Mksih jazaa kumulloh... AAMIIN..
Mksih jazaa kumulloh... AAMIIN..
Ahmad Dimyathi Dan sy minta juga status tetangga sebelah yg memposting menghina Sholawat Wahidiyah juga dihapus semua....kita damai aja... saling kasihsayang n menghormati sesama...janganlah saling menyerang....sebenarnya kita punya hati npweasaanyg sama....janganlah memulai iri dengki...hasud... dll...AAMIIN
Ahmad Dimyathi Sy sebenarnya sangat sedih ketika menulis sttatus tsb dengan terpaksa sekali ...darurat mas... kami sbg pengamal terus disakiti...dihina...dicacimaki dll...oleh orang2 yg ga suka SW... INI MAS UNGKAPAN PERASAAN KAMI
Mochammad Nuzulul Bawwakil Muttaqien kyai mahrus lirboyo melarang santrinya karna beliau ingin para santri fokus pada dirosahnya, ngajinya, dan hafalannya...
Mochammad Nuzulul Bawwakil Muttaqien memang seyogyanya seorang santri/murid harus benar2 hafal akan pelajarannya, jangan wiridan dahulu, Alhabib Ahmad Zaini dahlan alHusaini(ulama' kesohor makkah) juga melarang muridnya alHabib Ahmad bin Hasan alAttos mengamalkan wirid apapun selama belajar...dan akhirnya beliau mendapat maqom derajat yg luhur. Kyai Mahrus lirboyo juga demikian...melarang santri2 menganalkan sholawat wahidiyah hanya bertujuan agar para santri menyibukkan menghafal dan mentelaah kitab2nya, baik tafsirnya, haditsnya, ushulnya, fiqihnya dan nahwu shorofnya.....makanya, bagi para pengamal sholawat wahidiyah tidak usah lebay dan kerdil dlm berfikir, santai saja, jangan ke alay2an lah mau nyerang lirboyo dan mensesatkan para Alim Ulama'.
Ahmad Dimyathi TOLONG DIBACA SURAT SELEBARAN PENGHAROMAN TERHADAP SHOLAWAT WAHIDIYAH YG DITULIS DAN DILAKUKAN OLEH MBAH KH. MAHRUS ALI BERIKUT INI..... ( gmn tanngapan menurut Anda surat selebaran tsb yg sangat meresahkan para Pengamal Wahidiyah yg juga sekarang ini telah diterbitkan Buku yg dikeluarkan resmi oleh Ponpes Lirboyo yg termasuk ada didalamnya COPY ASLINYA surat srelebaran tsb... ? GMN MENURUT aNDA HAL TSB ..?. BIJAKSANA APA TIDAK MENURUT PENDAPAT ANDA ...???
Ahmad Dimyathi Tanggapan K.H. Mahrus Ali
Sejak awal lahirnya Sholawat Wahidiyah, sebenarnya K.H. Mahrus Ali, pengasuh Pondok Pesantren Liroyo Kediri, sudah mempermasalahkan Sholawat Wahidiyah. Hal ini terbukti ketika K.H. Mahrus Ali memberikan sambutan pada acara Walimatul Khitan Agus Abdoel Hamid Madjid.yang dilaksanakan pada pertengahan tahun 1964 di Kedunglo. Entah mengapa K.H. Mahrus Ali baru menanggapi Sholawat Wahidiyah dengan lebih “serius” dengan membuat selebaran pada tahun 1984 ---21 tahun setelah lahirnya Sholawat Wahidiyah--- yang pada waktu itu Sholawat Wahidiyah sudah diamalkan oleh puluhan ribu masyarakat umum dan menyebar ke berbagai wilayah di Indonesia.
Selebaran yang dibuat pada tanggal 28 Desember 1984 itu digandakan dan disebarluaskan ke berbagai daerah di Indonesia, di antaranya daerah Jawa Timur, Jawa Tengah dan luar Jawa, antara lain Kalimantan dan mungkin daerah-daerah lain juga dikirimi.[43]
Isi dari selebaran itu berisi tanggapan negatif terhadap Sholawat Wahidiyah, di antara isi pokok selebaran itu antara lain, Sholawat Wahidiyah tidak mempunyai isnad minal adillah, Ajaran Wahidiyah banyak yang bertentangan dengan syari’at Islam, santri-santri Lirboyo diharamkan mengamalkan Sholawat Wahidiyah.[44] Berikut secara lengkap transkip selebaran yang dibuat oleh K.H. Mahrus Ali.
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
jhglhgj……………..Alhamdulillah, kulo sampun nampi serat. Perkawis Sholawat Wahidiyah puniko damelan/gawe-gawe K.H. Abdoel Madjid Ma’roef piyambak. Mboten anggadahi isnad minal adillah. Milo ulama’-ulama’ Kediri khususipun ugi ulama’-ulama’ Nahdhatul Ulama’ mboten wonten ingkang ngamalaken Sholawat Wahidiyah. Malah santri-santri Lirboyo kaliyan panjenenganipun Kiai Marzuqi Dahlan lan Mahrus Ali dipun haromaken ngamalaken Sholawat Wahidiyah, jalaran ajaranipun katah bertentangan kaliyan syari’at. Matsalan pelajaranipun: Sopo-sopo wonge wis ngamalaken Sholawat Wahidiyah zaman 41 dino ditanggung ing yaumil qiyamah slamet tur mlebu suargo sak anak turune. Puniko naminipun ‘ujub bil a’mal wal ‘ujub bil a’mali minal kabaairi. Wafilhadis :
…………………..
………….
Puniko hadis awih weruh kaliyan terang bilih Rasulullah kemawon kaliyan keluargo mboten wani tanggung jawab/mboten tanggung jawab benjing yaumil qiyamah. …………..lan dawuhipun Imam Junaid shulthonul ‘arifin ………..
Dalah dateng Allah SWT katah mboten wushul/…..kejawi tiyang-tiyang ingkang anut syari’atipun. Ugi dawuh………….
Wafi riwayat…………………….. tiyang puniko kebujuk howo nafsu ….naudzubillah mindzalik. ……………moco sholawat …….sebab sholawatipun wonten ………..
Itulah selebaran secara lengkap yang dibuat oleh K.H. Mahrus Ali yang menanggapi Sholawat Wahidiyah dengan menggunakan bahasa Jawa, dan apabila dibahasa Indonesiakan akan berbunyi demikian :
“…………..Alhamdulillah, saya sudah menerima surat……… Perkara Sholawat Wahidiyah itu buatan K.H. Abdoel Madjid Ma’roef sendiri. Tidak mempunyai isnad minal adillah. Maka ulama-ulama Kediri khususnya dan ulama-ulama Nahdhatul Ulama’ tidak ada yang mengamalkan Sholawat Wahidiyah. Bahkan santri-santri Lirboyo oleh beliau Kiai Marzuqi Dahlan lan Mahrus Ali diharamkan mengamalkan Sholawat Wahidiyah, sebab ajarannya banyak yang bertentangan dengan syari’at. Misal pelajarannya: Siapa-siapa orangnya sudah mengamalkan Sholawat Wahidiyah selama 41 hari ditanggung di yaumul qiyamah (hari kiamat) slamet dan masuk syurga beserta anak turunnya. Ini namanya ujub bil a’mal wal ‘ujub bil a’mali minal kabaairi. Wafilhadis :
…………………..
………….
Hadis ini mengandung pengertian dengan jelas bahwa Rasulullah SAW saja dengan keluarga tidak berani tanggung jawab/tidak tanggung jawab besok yaumil qiyamah.
Dampak selebaran yang ditulis K.H. Mahrus Ali itu sangat meresahkan dan membahayakan terhadap persatuan dan kesatuan umat serta ukuwah Islamiyah khususnya di kalangan warga nahdhiyin. Karena di antara warga NU banyak yang mengamalkan Sholawat Wahidiyah. Bahkan saat itu, sebagian tokoh-tokoh NU bereaksi dengan ikut-ikutan ---tanpa lebih dahulu melakukan tabayyun--- memberi penilaian (cap) bahwa Wahidiyah itu bertentangan dengan syari’at Islam dan melarang para jama’ahnya (pengikutnya) untuk mengamalkan Sholawat Wahidiyah.
Untuk menjaga ukhuwah Islamiyah dan dalam rangka menemukan titik cair yang jernih dan penuh berisi kebenaran dan keadilan, maka pada tanggal 10 Sya’ban 1405 H/30 April 1985 M Penyiar Sholawat Wahidiyah Pusat mengirim surat kepada Pengurus Besar Nahdhatul Ulama (PBNU) dengan harapan, agar permasalahan yang timbul di masyarakat akibat selebaran dari K.H. Mahrus Ali tentang Sholawat Wahidiyah dapat diselesaikan dengan arif dan bijaksanana. Dalam suratnya yang bernomor 61/SW-XXIII/C/V/1985 tersebut, PSW Pusat dengan jelas menyampaikan tanggapan negatif K.H. Mahrus Ali mengenai Sholawat Wahidiyah. Disamping itu PSW Pusat juga menyertakan Lembaran Sholawat Wahidiyah dan buku-buku Wahidiyah yang berisi penjelasan Sholawat Wahidiyah dan Ajaran Wahidiyah.[45]
Sejak awal lahirnya Sholawat Wahidiyah, sebenarnya K.H. Mahrus Ali, pengasuh Pondok Pesantren Liroyo Kediri, sudah mempermasalahkan Sholawat Wahidiyah. Hal ini terbukti ketika K.H. Mahrus Ali memberikan sambutan pada acara Walimatul Khitan Agus Abdoel Hamid Madjid.yang dilaksanakan pada pertengahan tahun 1964 di Kedunglo. Entah mengapa K.H. Mahrus Ali baru menanggapi Sholawat Wahidiyah dengan lebih “serius” dengan membuat selebaran pada tahun 1984 ---21 tahun setelah lahirnya Sholawat Wahidiyah--- yang pada waktu itu Sholawat Wahidiyah sudah diamalkan oleh puluhan ribu masyarakat umum dan menyebar ke berbagai wilayah di Indonesia.
Selebaran yang dibuat pada tanggal 28 Desember 1984 itu digandakan dan disebarluaskan ke berbagai daerah di Indonesia, di antaranya daerah Jawa Timur, Jawa Tengah dan luar Jawa, antara lain Kalimantan dan mungkin daerah-daerah lain juga dikirimi.[43]
Isi dari selebaran itu berisi tanggapan negatif terhadap Sholawat Wahidiyah, di antara isi pokok selebaran itu antara lain, Sholawat Wahidiyah tidak mempunyai isnad minal adillah, Ajaran Wahidiyah banyak yang bertentangan dengan syari’at Islam, santri-santri Lirboyo diharamkan mengamalkan Sholawat Wahidiyah.[44] Berikut secara lengkap transkip selebaran yang dibuat oleh K.H. Mahrus Ali.
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
jhglhgj……………..Alhamdulillah, kulo sampun nampi serat. Perkawis Sholawat Wahidiyah puniko damelan/gawe-gawe K.H. Abdoel Madjid Ma’roef piyambak. Mboten anggadahi isnad minal adillah. Milo ulama’-ulama’ Kediri khususipun ugi ulama’-ulama’ Nahdhatul Ulama’ mboten wonten ingkang ngamalaken Sholawat Wahidiyah. Malah santri-santri Lirboyo kaliyan panjenenganipun Kiai Marzuqi Dahlan lan Mahrus Ali dipun haromaken ngamalaken Sholawat Wahidiyah, jalaran ajaranipun katah bertentangan kaliyan syari’at. Matsalan pelajaranipun: Sopo-sopo wonge wis ngamalaken Sholawat Wahidiyah zaman 41 dino ditanggung ing yaumil qiyamah slamet tur mlebu suargo sak anak turune. Puniko naminipun ‘ujub bil a’mal wal ‘ujub bil a’mali minal kabaairi. Wafilhadis :
…………………..
………….
Puniko hadis awih weruh kaliyan terang bilih Rasulullah kemawon kaliyan keluargo mboten wani tanggung jawab/mboten tanggung jawab benjing yaumil qiyamah. …………..lan dawuhipun Imam Junaid shulthonul ‘arifin ………..
Dalah dateng Allah SWT katah mboten wushul/…..kejawi tiyang-tiyang ingkang anut syari’atipun. Ugi dawuh………….
Wafi riwayat…………………….. tiyang puniko kebujuk howo nafsu ….naudzubillah mindzalik. ……………moco sholawat …….sebab sholawatipun wonten ………..
Itulah selebaran secara lengkap yang dibuat oleh K.H. Mahrus Ali yang menanggapi Sholawat Wahidiyah dengan menggunakan bahasa Jawa, dan apabila dibahasa Indonesiakan akan berbunyi demikian :
“…………..Alhamdulillah, saya sudah menerima surat……… Perkara Sholawat Wahidiyah itu buatan K.H. Abdoel Madjid Ma’roef sendiri. Tidak mempunyai isnad minal adillah. Maka ulama-ulama Kediri khususnya dan ulama-ulama Nahdhatul Ulama’ tidak ada yang mengamalkan Sholawat Wahidiyah. Bahkan santri-santri Lirboyo oleh beliau Kiai Marzuqi Dahlan lan Mahrus Ali diharamkan mengamalkan Sholawat Wahidiyah, sebab ajarannya banyak yang bertentangan dengan syari’at. Misal pelajarannya: Siapa-siapa orangnya sudah mengamalkan Sholawat Wahidiyah selama 41 hari ditanggung di yaumul qiyamah (hari kiamat) slamet dan masuk syurga beserta anak turunnya. Ini namanya ujub bil a’mal wal ‘ujub bil a’mali minal kabaairi. Wafilhadis :
…………………..
………….
Hadis ini mengandung pengertian dengan jelas bahwa Rasulullah SAW saja dengan keluarga tidak berani tanggung jawab/tidak tanggung jawab besok yaumil qiyamah.
Dampak selebaran yang ditulis K.H. Mahrus Ali itu sangat meresahkan dan membahayakan terhadap persatuan dan kesatuan umat serta ukuwah Islamiyah khususnya di kalangan warga nahdhiyin. Karena di antara warga NU banyak yang mengamalkan Sholawat Wahidiyah. Bahkan saat itu, sebagian tokoh-tokoh NU bereaksi dengan ikut-ikutan ---tanpa lebih dahulu melakukan tabayyun--- memberi penilaian (cap) bahwa Wahidiyah itu bertentangan dengan syari’at Islam dan melarang para jama’ahnya (pengikutnya) untuk mengamalkan Sholawat Wahidiyah.
Untuk menjaga ukhuwah Islamiyah dan dalam rangka menemukan titik cair yang jernih dan penuh berisi kebenaran dan keadilan, maka pada tanggal 10 Sya’ban 1405 H/30 April 1985 M Penyiar Sholawat Wahidiyah Pusat mengirim surat kepada Pengurus Besar Nahdhatul Ulama (PBNU) dengan harapan, agar permasalahan yang timbul di masyarakat akibat selebaran dari K.H. Mahrus Ali tentang Sholawat Wahidiyah dapat diselesaikan dengan arif dan bijaksanana. Dalam suratnya yang bernomor 61/SW-XXIII/C/V/1985 tersebut, PSW Pusat dengan jelas menyampaikan tanggapan negatif K.H. Mahrus Ali mengenai Sholawat Wahidiyah. Disamping itu PSW Pusat juga menyertakan Lembaran Sholawat Wahidiyah dan buku-buku Wahidiyah yang berisi penjelasan Sholawat Wahidiyah dan Ajaran Wahidiyah.[45]
Ahmad Dimyathi TANGGAPAN KH. DJAZULI YUSUF TERHADAP SURAT KH. MAHRUS ALI
Dengan hormat perkenankan dengan surat ini saya sampaikan kehadapan Bapak, untuk maksud sebagai ganti shilatur rohmi pribadi saya kepada Bapak.
Sehubungan beberapa waktu yang lalu tepatnya tanggal 21 April 1985 saya telah menerima kiriman selembar foto copy surat yang berkop “PENGASUH PONDOK PESANTREN LIRBOYO KEDIRI JAWA TIMUR” yang di sudut bawahsebelah kanan tertulis dengan huruf cetak “KH. Mahrus Ali” dan pada sudut kanan atas tertulis
“28 Desember 1984”, surat ini saya terima dari salah seorang teman warga NU di Jawa Tengah yang ketepatan sebagai pengamal Sholawat Wahidiyah.
Dan saudara tersebut meminta kepada saya supaya mau menanggapi isi foto copy surat yang dikirimkan itu dan selanjutnya supaya disampaikan kepada Bapak KH Mahrus Ali sesuai dengan bunyi kop surat dan tulisan cetak seperti saya sebut di atas.
Setelah saya pelajari foto copy surat tersebut isinya memang cukup mengejutkan saya yang ketepatan juga sebagai warga NU yang ikut mengamalkan Sholawat Wahidiyah. Bahkan kalau boleh saya katakan sangat menyinggung perasaan saya.Dan isya Allah juga perasaan warga NU di manapun yang ikut mengamalkan Sholawat Wahidiyah. Sebab di dalam foto copy surat itu pada pokoknya menyalahkan kepada amalan Sholawat Wahidiyah bahkan dikatakan bahwa bahwa ajarannya bertentangan dengan syari’at Islam dan lain sebagainya.
Oleh karena itu saya merasa terpanggil untuk mengabulkan permintaan saudara tersebut di atas untuk menanggapi surat yang dimaksud demi menghindarkan keresahan umat Islam pada umumnya dan khususnya dikalangan warga Jam’iyah Nahdlatul Ulama. Mengingat warga NU yang ikut mengamalkan Sholawat Wahidiyah tidak sedikit jumlahnya baik yang berada di Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat dan bahkan yang di luar Jawa sekalipun.
Sebagai kelanjutan surat saya ini perkenankan saya ingin memetik (menukil) beberapa kalimat yang pada foto copy surat yang saya disebut di atas dan langsung saya nukil dengan menggunkan bahasa Indonesia sekalipun aslinya bahasa Jawa.
Di dalam foto copy surat itu disebut-sebut sebagai berikut :
1. “Bahwa Sholawat Wahidiyah itu dibuat-buat oleh KH Abdoel Madjid Ma’ruf sendiri dengan tidak ada isnad minal adillah dan Ulama-ulama Kediri khususnya Ulama NU tidak ada yang mengamalkan”.
Sebagai tanggapan saya dalam masalah tersebut :
a. Sholawat Wahidiyah memang betul ta’lifan (disusun) oleh Beliau KH Abdoel Madjid Ma’ruf. Dan apabila yang dikehendaki oleh Bapak dengan dibuat-buat itu dengan maksud lain sebagai meremehkan hasil karya seseorang, itu adalah hal yang tidak terpuji untuk dilakukan atau diucapkan oleh seorang Ulama besar seperti Bapak. Hal itu sama sekali tidak mendidik, bahkan menunjukkan berkecemuknya beberapa perasaan yang bertentangan dengan diri Bapak (hasud).
b. Pada kalimat“tidak ada isnad minal adillah”…
Apabila yang Bapak Maksudkan dengan isnad minal adillah itu silsilah yang muttashil kepada Rosulullah SAW, maka saya perlu memberikan penjelasan kepada Bapak agar Bapak lebih memahami masalah tersebut; Bahwa Sholawat itu tidak perlu dan tidak disyaratkan adanya isnad minal adillah. Karena sanadnya langsung kepada Rosulullah Saw.hal itu sebagaimana tersebut di dalam Hasyiyah Showi ‘alal Djalalaini juz III surat Al Ahzab sebagai berikut :
وَبِالجُمْلَةِ فَالصَّلاَةُ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْىِ وَسَلَّمَ تُوْصِلُ إِلَى اللهِ مِنْ غَيْرِ شَيْخٍ لِأَنَّ الشَّيْخَ والسَّنَدَ فِيْها صَاحِبُهَا لِأَنَّهَا تُعْرَضُ عَلَيْهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَيُوْصِلُ عَلَى المُصَلِّى بِخِلاَفِ غَيْرهَا مِنَ الأذْكَارِ فَلاَبُدَّ فَيْهَا مِنَ الشَّيْخِ العَارِفِ وَإِلاَّ دَخَلَهَا الشَّيْطَانُ فَلاَ يَنْتَفِعُ صَاحِبُهَا بِهَا. وَصِيَغُ الصَّلاةِ كَثِيْرٌ لاَتُحْصَى وَأَفْضَلُهَا مَا ذُكِرَ فَيْهَا لَفْظُ الآلِ وَالصَحْبِ فَمَنْ تَمَسَّكَ بِأَيِّ صِيْغَةٍ مِنْهَا حَصَلَ لَهُ الخَيْرُ العَظِيْمُ.
c. Dan apabila yang Bapak maksudkan isnad minal adillah itu dasar dan qo’idah syar’iyah itu pun perlu saya berikan penjelasan; sebab semua Sholawat baik yang ma’tsuroh (Sholawat yang langsung diajarkan oleh Rosulullah SAW) maupun yang ghoiru ma’tsuroh (selain dari Rosulullah SAW) seperti yang disusun oleh para ulama As Sholihin seperti Sholawat Nariyah, Sholawat Munjiyat, Sholawat Badr, Sholawat Wahidiyah dan sebagainya. Isnad minal adillahnya langsung dari Al Qur’an dan Al Hadits seperti Firman Allah SWT dan sabda Rosulullah SAW tersebut dibawah ini :
قَالَ تَعَالَى : يَااَيُّهاالّّذِيْنَ أَمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلَّمُوْا تَسْلِيْمًا (الأحزاب)
قَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلاَةً صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْرًا (رواه مسلم)
Atas dasar ayat Al Qur’an dan Al Hadits di atas, semua Sholawat dengan tidak terkecuali mempunyai kedudukan yang sama, sekalipun maziyah dan kegunaannya berlainan. Sebagaimana disebut dalam kitab Sa’datud Daroini halaman 373 sebagai berikut :
لِاَنَّ النّبِيِّ صَلَّى أَخْبَرَنَا بِأَنَّهُ يَسْتَحِقُّ ذَالِكَ فَاعِلُ مُطْلَقِ الصّلاَةِ وَلَمْ يُقَيِّدُ ذَالِكَ الإِسْتِحْقَاقِ بِكَوْنِ الصَّلاَةِ المَفْعُوْلَةِ هِىَ الصَّلاَةُ الَّتِى عَلَّمْنَا وَلَيْسَ مَعْنَى مُطْلَقِ الصَّلاَةِ المَذْكُوْرَةِ فِى الآيَةِ وَالأَحآدِيْثِ مُجْمَلاً حَتَّى يَتَوَقَّفُ عَلَى البَيَانِ. وَقَالَ بَعْدَمَا ذكر دلّ مَا تَقَدَّمَ عَلَى أَنَّ الصَّلاَةَ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِأَيِّ صِيْغَةٍ كَانَتْ مِنْ صيغ الصَّلاَةِ المَأْثُوْرَةِ أَوْ غَيْرهَا يَسْتَحَقُّ الأتى بِهَا الأجر المَوْعُوْد الوارِد فِى الأَحآدِيْثِ الصَّحِيْحَةِ
d. Pada kalimat “Ulama-ulama Kediri khususnya Ulama NU tidak ada yang mengamalkan”.
Bapak hendaknya sadar, bahwa Kediri warga NU yang ikut mengamalkan Sholawat Wahidiyah tidak sedikit jumlahnya bisa juga sampai ribuan bahkan puluhan ribu. Apakah diantaranya sekian ribu itu tidak mungkin terdapat Ulamanya ?.
Dengan hormat perkenankan dengan surat ini saya sampaikan kehadapan Bapak, untuk maksud sebagai ganti shilatur rohmi pribadi saya kepada Bapak.
Sehubungan beberapa waktu yang lalu tepatnya tanggal 21 April 1985 saya telah menerima kiriman selembar foto copy surat yang berkop “PENGASUH PONDOK PESANTREN LIRBOYO KEDIRI JAWA TIMUR” yang di sudut bawahsebelah kanan tertulis dengan huruf cetak “KH. Mahrus Ali” dan pada sudut kanan atas tertulis
“28 Desember 1984”, surat ini saya terima dari salah seorang teman warga NU di Jawa Tengah yang ketepatan sebagai pengamal Sholawat Wahidiyah.
Dan saudara tersebut meminta kepada saya supaya mau menanggapi isi foto copy surat yang dikirimkan itu dan selanjutnya supaya disampaikan kepada Bapak KH Mahrus Ali sesuai dengan bunyi kop surat dan tulisan cetak seperti saya sebut di atas.
Setelah saya pelajari foto copy surat tersebut isinya memang cukup mengejutkan saya yang ketepatan juga sebagai warga NU yang ikut mengamalkan Sholawat Wahidiyah. Bahkan kalau boleh saya katakan sangat menyinggung perasaan saya.Dan isya Allah juga perasaan warga NU di manapun yang ikut mengamalkan Sholawat Wahidiyah. Sebab di dalam foto copy surat itu pada pokoknya menyalahkan kepada amalan Sholawat Wahidiyah bahkan dikatakan bahwa bahwa ajarannya bertentangan dengan syari’at Islam dan lain sebagainya.
Oleh karena itu saya merasa terpanggil untuk mengabulkan permintaan saudara tersebut di atas untuk menanggapi surat yang dimaksud demi menghindarkan keresahan umat Islam pada umumnya dan khususnya dikalangan warga Jam’iyah Nahdlatul Ulama. Mengingat warga NU yang ikut mengamalkan Sholawat Wahidiyah tidak sedikit jumlahnya baik yang berada di Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat dan bahkan yang di luar Jawa sekalipun.
Sebagai kelanjutan surat saya ini perkenankan saya ingin memetik (menukil) beberapa kalimat yang pada foto copy surat yang saya disebut di atas dan langsung saya nukil dengan menggunkan bahasa Indonesia sekalipun aslinya bahasa Jawa.
Di dalam foto copy surat itu disebut-sebut sebagai berikut :
1. “Bahwa Sholawat Wahidiyah itu dibuat-buat oleh KH Abdoel Madjid Ma’ruf sendiri dengan tidak ada isnad minal adillah dan Ulama-ulama Kediri khususnya Ulama NU tidak ada yang mengamalkan”.
Sebagai tanggapan saya dalam masalah tersebut :
a. Sholawat Wahidiyah memang betul ta’lifan (disusun) oleh Beliau KH Abdoel Madjid Ma’ruf. Dan apabila yang dikehendaki oleh Bapak dengan dibuat-buat itu dengan maksud lain sebagai meremehkan hasil karya seseorang, itu adalah hal yang tidak terpuji untuk dilakukan atau diucapkan oleh seorang Ulama besar seperti Bapak. Hal itu sama sekali tidak mendidik, bahkan menunjukkan berkecemuknya beberapa perasaan yang bertentangan dengan diri Bapak (hasud).
b. Pada kalimat“tidak ada isnad minal adillah”…
Apabila yang Bapak Maksudkan dengan isnad minal adillah itu silsilah yang muttashil kepada Rosulullah SAW, maka saya perlu memberikan penjelasan kepada Bapak agar Bapak lebih memahami masalah tersebut; Bahwa Sholawat itu tidak perlu dan tidak disyaratkan adanya isnad minal adillah. Karena sanadnya langsung kepada Rosulullah Saw.hal itu sebagaimana tersebut di dalam Hasyiyah Showi ‘alal Djalalaini juz III surat Al Ahzab sebagai berikut :
وَبِالجُمْلَةِ فَالصَّلاَةُ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْىِ وَسَلَّمَ تُوْصِلُ إِلَى اللهِ مِنْ غَيْرِ شَيْخٍ لِأَنَّ الشَّيْخَ والسَّنَدَ فِيْها صَاحِبُهَا لِأَنَّهَا تُعْرَضُ عَلَيْهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَيُوْصِلُ عَلَى المُصَلِّى بِخِلاَفِ غَيْرهَا مِنَ الأذْكَارِ فَلاَبُدَّ فَيْهَا مِنَ الشَّيْخِ العَارِفِ وَإِلاَّ دَخَلَهَا الشَّيْطَانُ فَلاَ يَنْتَفِعُ صَاحِبُهَا بِهَا. وَصِيَغُ الصَّلاةِ كَثِيْرٌ لاَتُحْصَى وَأَفْضَلُهَا مَا ذُكِرَ فَيْهَا لَفْظُ الآلِ وَالصَحْبِ فَمَنْ تَمَسَّكَ بِأَيِّ صِيْغَةٍ مِنْهَا حَصَلَ لَهُ الخَيْرُ العَظِيْمُ.
c. Dan apabila yang Bapak maksudkan isnad minal adillah itu dasar dan qo’idah syar’iyah itu pun perlu saya berikan penjelasan; sebab semua Sholawat baik yang ma’tsuroh (Sholawat yang langsung diajarkan oleh Rosulullah SAW) maupun yang ghoiru ma’tsuroh (selain dari Rosulullah SAW) seperti yang disusun oleh para ulama As Sholihin seperti Sholawat Nariyah, Sholawat Munjiyat, Sholawat Badr, Sholawat Wahidiyah dan sebagainya. Isnad minal adillahnya langsung dari Al Qur’an dan Al Hadits seperti Firman Allah SWT dan sabda Rosulullah SAW tersebut dibawah ini :
قَالَ تَعَالَى : يَااَيُّهاالّّذِيْنَ أَمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلَّمُوْا تَسْلِيْمًا (الأحزاب)
قَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلاَةً صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْرًا (رواه مسلم)
Atas dasar ayat Al Qur’an dan Al Hadits di atas, semua Sholawat dengan tidak terkecuali mempunyai kedudukan yang sama, sekalipun maziyah dan kegunaannya berlainan. Sebagaimana disebut dalam kitab Sa’datud Daroini halaman 373 sebagai berikut :
لِاَنَّ النّبِيِّ صَلَّى أَخْبَرَنَا بِأَنَّهُ يَسْتَحِقُّ ذَالِكَ فَاعِلُ مُطْلَقِ الصّلاَةِ وَلَمْ يُقَيِّدُ ذَالِكَ الإِسْتِحْقَاقِ بِكَوْنِ الصَّلاَةِ المَفْعُوْلَةِ هِىَ الصَّلاَةُ الَّتِى عَلَّمْنَا وَلَيْسَ مَعْنَى مُطْلَقِ الصَّلاَةِ المَذْكُوْرَةِ فِى الآيَةِ وَالأَحآدِيْثِ مُجْمَلاً حَتَّى يَتَوَقَّفُ عَلَى البَيَانِ. وَقَالَ بَعْدَمَا ذكر دلّ مَا تَقَدَّمَ عَلَى أَنَّ الصَّلاَةَ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِأَيِّ صِيْغَةٍ كَانَتْ مِنْ صيغ الصَّلاَةِ المَأْثُوْرَةِ أَوْ غَيْرهَا يَسْتَحَقُّ الأتى بِهَا الأجر المَوْعُوْد الوارِد فِى الأَحآدِيْثِ الصَّحِيْحَةِ
d. Pada kalimat “Ulama-ulama Kediri khususnya Ulama NU tidak ada yang mengamalkan”.
Bapak hendaknya sadar, bahwa Kediri warga NU yang ikut mengamalkan Sholawat Wahidiyah tidak sedikit jumlahnya bisa juga sampai ribuan bahkan puluhan ribu. Apakah diantaranya sekian ribu itu tidak mungkin terdapat Ulamanya ?.
Ahmad Dimyathi Di samping itu Bapak perlu mengingat kembali tokoh dan Ulama besar NU seperti beliau Al Mukarrom Bapak KH. Wahab Hasbullah dimana pada waktu diadakan peringatan hari ulang tahun Sholawat Wahidiyah yang pertama di Pondok Kedunglo Kodya Kediri, beliau dalam pidato sambutannya antara lain menyebutkan :
قَبِلْتُ إِجَازَتَكَ
kepada bapak Al Mukarrom KH. Abdoel Madjid Ma’ruf. Berarti Belaiu menerima ijazah Sholawat Wahidiyah dari Al Mukarrom KH. Abdoel Madjid Ma’ruf dan beliau menyetujui Sholawat Wahidiyah dijadikan amalan disamping amalan-amalan yang lain. Perlu Bapak Ketahui juga bahwa Beliau Al Mukarrom Al Marhum KH.Jazuly Pengasuh Pondok Pesantren Ploso Mojo Kediri Jatim.Beliau juga menerima Sholawat Wahidiyah dan semasa hidupnya juga ikut mengamalkanSholawat Wahidiyah bahkan beliau menganjurkan kepada para santrinya untuk ikut mengamalkan bukankah beliau-beliau itu Ulama-Ulama NU.
2. Disebut juga dalam foto copy surat tersebut di atas “bahwa di Pondok Pesantren Lirboyo para santri diharamkan mengamalkan Sholawat Wahidiyah sebab ajarannya bertentangan dengan syari’at yaitu KH.Abdoel Madjid Ma’ruf telah menanggung, barang siapa yang mengamalkan Sholawat Wahidiyah selama 41 hari ditanggung besuk hari Qiyamat masuk surga sampai anak keturunannya. Ini namanya ujub bil amal dan itu termasuk minal kabaair”.
Kalimat-kalimat di atas perlu saya berikan beberapa tanggapan :
a. Pada kalimat “Ajarannya bertentangan dengan syari’at, yaitu KH. Abdoel Madjid Ma’ruf …… dst”.
Di sini Bapak menuduh seseorang dengan tanpa menunjukkan bukti. Dari mana Bapak dapatkan, sehingga Bapak berani berfatwa seperti itu ? Tuduhan kepada seseorang tanpa menunjukkan bukti adalah fitnah والفِتْنَةُ أَشَدُّ مِنَ القَتْلِ . Hal yang demikian mestinya tidak boleh terjadi pada seorang muslim, lebih-lebih yang bertitel Ulama besar yang berpengaruh.
b. Sedang ajaran Wahidiyah pada intinya adalah LILLAH dan BILLAH yang dimaksud adalah SYARI’AT dan HAKIKAT (periksa dalam lembaran Wahidiyah). Dan masalah ini bukan masalah baru dalam Islam. Sebab dalam kitab Kifatul Atqiya’ halaman 9 sebagai berikut :
الشَّرِيْعَةُ وُجُوْدَ الأَفْعَالِ لِلَهِ وَالحَقِيْقَةُ شُهُوْدَ الأَفْعَالِ بِاللهِ
Padahal orang yang beramal dengan tidak menerapkan LILLAH dan BILLAH terkecam dan amalnya tidak diterima di sisi Allah SWT. Hal ini sesuai denga keterangan dalam kitab Hikam Lil Ibni ‘Ibad Juz II sebagai berikut :
كُلُّ عَمَلٍ لاَ إِخْلاَصَ فِيْهِ لَيْسَ بِاللهِ وَلاَ لِلّهِ مَرْدُوْدٌ عَلَى صَاحِبِهِ وَمَضْرُوْبٌ بِهِ وجْهِهِ وَبِهذا يَتَبَيَّنَ لَكَ غُرُوْر اكْثرِ الخَلْقِ فَى عُلُوْمِهِمْ وَاَعْمَالِهِمْ إِلاَّ مَنْ رَحِمَهُ اللهُ
قَبِلْتُ إِجَازَتَكَ
kepada bapak Al Mukarrom KH. Abdoel Madjid Ma’ruf. Berarti Belaiu menerima ijazah Sholawat Wahidiyah dari Al Mukarrom KH. Abdoel Madjid Ma’ruf dan beliau menyetujui Sholawat Wahidiyah dijadikan amalan disamping amalan-amalan yang lain. Perlu Bapak Ketahui juga bahwa Beliau Al Mukarrom Al Marhum KH.Jazuly Pengasuh Pondok Pesantren Ploso Mojo Kediri Jatim.Beliau juga menerima Sholawat Wahidiyah dan semasa hidupnya juga ikut mengamalkanSholawat Wahidiyah bahkan beliau menganjurkan kepada para santrinya untuk ikut mengamalkan bukankah beliau-beliau itu Ulama-Ulama NU.
2. Disebut juga dalam foto copy surat tersebut di atas “bahwa di Pondok Pesantren Lirboyo para santri diharamkan mengamalkan Sholawat Wahidiyah sebab ajarannya bertentangan dengan syari’at yaitu KH.Abdoel Madjid Ma’ruf telah menanggung, barang siapa yang mengamalkan Sholawat Wahidiyah selama 41 hari ditanggung besuk hari Qiyamat masuk surga sampai anak keturunannya. Ini namanya ujub bil amal dan itu termasuk minal kabaair”.
Kalimat-kalimat di atas perlu saya berikan beberapa tanggapan :
a. Pada kalimat “Ajarannya bertentangan dengan syari’at, yaitu KH. Abdoel Madjid Ma’ruf …… dst”.
Di sini Bapak menuduh seseorang dengan tanpa menunjukkan bukti. Dari mana Bapak dapatkan, sehingga Bapak berani berfatwa seperti itu ? Tuduhan kepada seseorang tanpa menunjukkan bukti adalah fitnah والفِتْنَةُ أَشَدُّ مِنَ القَتْلِ . Hal yang demikian mestinya tidak boleh terjadi pada seorang muslim, lebih-lebih yang bertitel Ulama besar yang berpengaruh.
b. Sedang ajaran Wahidiyah pada intinya adalah LILLAH dan BILLAH yang dimaksud adalah SYARI’AT dan HAKIKAT (periksa dalam lembaran Wahidiyah). Dan masalah ini bukan masalah baru dalam Islam. Sebab dalam kitab Kifatul Atqiya’ halaman 9 sebagai berikut :
الشَّرِيْعَةُ وُجُوْدَ الأَفْعَالِ لِلَهِ وَالحَقِيْقَةُ شُهُوْدَ الأَفْعَالِ بِاللهِ
Padahal orang yang beramal dengan tidak menerapkan LILLAH dan BILLAH terkecam dan amalnya tidak diterima di sisi Allah SWT. Hal ini sesuai denga keterangan dalam kitab Hikam Lil Ibni ‘Ibad Juz II sebagai berikut :
كُلُّ عَمَلٍ لاَ إِخْلاَصَ فِيْهِ لَيْسَ بِاللهِ وَلاَ لِلّهِ مَرْدُوْدٌ عَلَى صَاحِبِهِ وَمَضْرُوْبٌ بِهِ وجْهِهِ وَبِهذا يَتَبَيَّنَ لَكَ غُرُوْر اكْثرِ الخَلْقِ فَى عُلُوْمِهِمْ وَاَعْمَالِهِمْ إِلاَّ مَنْ رَحِمَهُ اللهُ
Ahmad Dimyathi c. Seterusnya Bapak menyebut-nyebut dengan kalimat “zaman 41 hari” …….
Dari sini menunjukkan bahwa Bapak belum pernah tahu Sholawat Wahidiyah. Sebab sepanjang yang saya ketahui selama + 21 tahun saya ikut mengamalkan Sholawat Wahidiyah, belum pernah saya menenui bilangan hari pengamalan 41 hari seperti yang Bapak sebut itu. Yang ada ialah 40 hari.Pada hal di dalam lembaran-lembaran Sholawat Wahidiyah yang berear di masyarakat luas bilangan itu tetap dicantumkan. Berarti Bapak hanya menerima berita kata orang (قِيْلَ وَقَالَ) . Sabda Rosulullah SAW sebagai berikut :
قَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ... وكره قيل وقال (رواه البخارى)
Tapi aneh sebelum Bapak mengetahui permasalahan secara detail, Bapak telah berani menjatuhkan fonis hukumnya, yaitu dengan kalimat “malah santri Lirboyo ……. Diharamkan mengamalkan Sholawat Wahidiyah.”.
Padahal menurut Kitab Sullam Taufiq mengharamkan sesuatu yang tidak haram menjadi MURTAD. Bapak mengharamkan pengamalan Sholawat Wahidiyah seperti tersebut di atas, jelas tidak berdasar kepada data yang konkrit, yang bisa dipertanggung jawabkan dan dengan dasar dalil syar’I dan hujjah yang wadlihah. Semata-mata hanya dengan khobar qila waqola (قيل وقال) dan ditunjang dengan rokyu Bapak. Alangkah bahayanya ?seperti disebut dalam Hadits berikut ini :
قَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مَنْ قَالَ فِى الدِّيْنِ بالرأي فَقَدْ اتهمنى. (رواه أبو نعيم عن جابر بن عبد الله) .قَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : تَعْمَلُ هَذِهِ الأُمَّةَ بُرْهَنَةُ بِكِتَابِ اللهِ ثُمَّ تَعْمَلُ بِسُنَّةِرَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ تَعْمَلُ بِالرَّأْيِ فَإِذَا عَمِلُوْا بِالرَّأْيِ فَقَدْ ضَّلُوْا وَأَضَلُّوْا (رواه أبو نعيم عن أبى هريرة)
3. Selanjutnya dalam surat tersebut Bapak menuliskan duabuah Hadits untuk dasar bahwa Rosulullah SAW tidak bertanggung jawab kepada keluarganya, lebih-lebih selain Rosulullah SAW. baiklah disini untuk lebih jelasnya hadits itu saya tulis kembali :
وَفِى الحَدِيْثِ : لَنْ يجنى أحدكم عمله قَالُوْا وَلاَ أَنْتَ يَارَسُوْلُ اللهِ قَالَ وَلاَ أَنَا إِلاَّ أَنْ تَغَمَّدَنَى اللهُ بِرَحْمَتِهِ . وَفِى الصَحِيْحَيْنِ قَامَ رَسُوْلُ اللهِ حِيْنَ أَنْزَلَ عَلَيْهِ وَأَنْذِرْ عَشِيْرَتَكَ الأَقْرَبِيْنَ. فَقَالَ يَامعشر قُرَيْشٍ اشْتَرَوْا أَنْفُسَكُمْ مِنَ اللهِ لاَأَغْنَى عَنْكُمْ مِنَ اللهِ شَيْئًا يَا بَنِى عَبْدِ مَنَاف لاَأَغْنَى عَنْكُمْ مِنَ اللهِ شَيْئًا يَاعَبَّاس عَمَّ رَسُوْلِ اللهِ لاَأَغْنَى عَنْكَ مِنَ اللهِ شَيْئًا يَاصَفيَّة عَمَّة رَسُوْلِ اللهِ لاَأَغْنَى عَنْكَ مِنَ اللهِ شَيْئًا يَافَاطِمَة بِنْت رَسُوْلِ اللهِ سَلِيْنِى من مالى ما شِئْتِ لاَأَغْنِى عَنْكِ مِنَ اللهِ شَيْئًا (إرشاد العباد : 116)
Pengertian Bapakseperti tersebut diatas, perlu saya berikan tanggapan yaitu pada Hadits yang pertama dan kedua adalah dasar untuk HAQIQOTUL AMRI, bukan seperti rokyu Bapak tersebut diatas. Adapun masalah syari’at atau lahiriyah seseorang tetap akan menerima balasan amalnya. Hal ini banyak disebutkan dalam Al Qur’an sebagai berikut :
فَمْنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَاه وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَراه (الزلزلة : 7-8)
إِنَّ الَّذِيْنَ أَمَنُوْا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَهُمْ جَنَّاتُ النَّعِيْمِ (لقمان : 8)
Pada hadits kedua, kalau hanya sekedar kita baca leterleknya (lafadz-maknanya) seperti pemahaman Bapak itulah jadinya.Untuk itu marilah kita telaah kembali beberapa kitab yang mengupas makna hadits tersebut.
Seperti di dalam Kitab Syawahidul Haq oleh Syaikh Yusuf Bin Ismail an Nabhani pada hal 496 beliau memberikan penjelasan sebagai berikut :
قَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : كُلّ نَسَبٍ وَسَبَبٍ يَنْقَطِعُ يَوْمَ القِيَامَةِ إلاَّ نَسَبِى وَسَبَبِى (رواه بن عساكر عن ابن عمر وَقَدْ قَالَ تَعالَى (وَلَسَوْفَ يُعْطِيْكَ رَبُّكَ فَتَرْضَى) ولايرضيه صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الا سعادة اقاربه الأَقْرب فالأقْرب وَإِنَّمَا قَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَهُمْ "لاَأَغْنَى عَنْكَ مِنَ اللهِ شَيْئًا" تَعْظِيْمًا لِجَانِبِ الحَقِّ تَعَالَى.
Dan di dalam Tafsir Syowi dijelaskan mengenai Hadits tersebut sebagai berikut :
وَأَمَّا مَا مَرَّ مِنْ قَوْلِهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِفَاطِمَةِ بِنْتِهِ أَنَا أَغْنِى عَنْكَ مِنَ اللهِ شَيْئًا فَهُوْ تَحْذِيْرٌ لَهَا مِنَ الكُفْرِ الَّذِى بِهِ تَنْقَطِعُ الأَنْسَابُ (حاشية لصاوى على الجلالين ثالث, لقمان)
Pada dasarnya Rosulullah SAW tetap bertanggung jawab dan mensyafa’ati kepada umatnya, lebih-lebih kepada keluarganya sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits sebagai berikut :
قَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : شَفَاعَتِى لأَهْلِ الكَبائرِ مِنْ أُمَّتِى (رواه احمد ونساء وابن حبان فى صحيحه والحاكم عن جابر)
Pengarangan Kitab Syawahidul Haq memberikan penjelasan dalam masalah tersebut sebagai berikut :
كَيْفَ وَهُوَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَدْ أَعْطَى الشَّفَاعَةَ فِى سَائِر النَّاسِ فَيَشْفَعُ فِى الأَبْعَدِيْنَ وَيَتْرُكُ قرباءه المؤْمِنِيْنَ ؟ هَذا مِمَّا لاَيَكُوْنُ وَلاَيَتَصَوَّرُهُ عَاقِل (شواهد الحق ص 497)
Sedang selain Rosulullah SAW dapat mensyafa’ati kepada selainnya. Seperti tersebut dalam hadits di bawah ini :
قَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : لَيَدْخُلُ الجَنَّةَ بِشَفَاعَةِ رَجُلٍ مِنْ أُمَّتِى أَكْثَرُ مِنْ بَنِى تَمِيْم (رواه احمد ونسائى وابن حبان فى صحيحه والحاكم عن عبد الله )
Lebih-lebih Rosulullah SAW sebagai Sayyidul Anbiya’ wal mursalin wa Sayyidul kholqi ajma’in, apakah masih perlu diragukan syafa’at beliau ?na’udzubillahi min dzalik.
Untuk kalimat selanjtnya dalam foto copy itu saya tidak akan menanggapi, sebab pada dasarnya hanya merupakan kaitan dari kesimpulan yang Bapak dari ambil dari beberapa keterangan di atas. Ketidak ketelitian Bapak dalam menganalisa sesuatu permasalahan dan kurang cermatnya Bapak dalam menerapkan dalil terjadilah kesimpulan yang tidak tepat itu.
Dari sini menunjukkan bahwa Bapak belum pernah tahu Sholawat Wahidiyah. Sebab sepanjang yang saya ketahui selama + 21 tahun saya ikut mengamalkan Sholawat Wahidiyah, belum pernah saya menenui bilangan hari pengamalan 41 hari seperti yang Bapak sebut itu. Yang ada ialah 40 hari.Pada hal di dalam lembaran-lembaran Sholawat Wahidiyah yang berear di masyarakat luas bilangan itu tetap dicantumkan. Berarti Bapak hanya menerima berita kata orang (قِيْلَ وَقَالَ) . Sabda Rosulullah SAW sebagai berikut :
قَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ... وكره قيل وقال (رواه البخارى)
Tapi aneh sebelum Bapak mengetahui permasalahan secara detail, Bapak telah berani menjatuhkan fonis hukumnya, yaitu dengan kalimat “malah santri Lirboyo ……. Diharamkan mengamalkan Sholawat Wahidiyah.”.
Padahal menurut Kitab Sullam Taufiq mengharamkan sesuatu yang tidak haram menjadi MURTAD. Bapak mengharamkan pengamalan Sholawat Wahidiyah seperti tersebut di atas, jelas tidak berdasar kepada data yang konkrit, yang bisa dipertanggung jawabkan dan dengan dasar dalil syar’I dan hujjah yang wadlihah. Semata-mata hanya dengan khobar qila waqola (قيل وقال) dan ditunjang dengan rokyu Bapak. Alangkah bahayanya ?seperti disebut dalam Hadits berikut ini :
قَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مَنْ قَالَ فِى الدِّيْنِ بالرأي فَقَدْ اتهمنى. (رواه أبو نعيم عن جابر بن عبد الله) .قَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : تَعْمَلُ هَذِهِ الأُمَّةَ بُرْهَنَةُ بِكِتَابِ اللهِ ثُمَّ تَعْمَلُ بِسُنَّةِرَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ تَعْمَلُ بِالرَّأْيِ فَإِذَا عَمِلُوْا بِالرَّأْيِ فَقَدْ ضَّلُوْا وَأَضَلُّوْا (رواه أبو نعيم عن أبى هريرة)
3. Selanjutnya dalam surat tersebut Bapak menuliskan duabuah Hadits untuk dasar bahwa Rosulullah SAW tidak bertanggung jawab kepada keluarganya, lebih-lebih selain Rosulullah SAW. baiklah disini untuk lebih jelasnya hadits itu saya tulis kembali :
وَفِى الحَدِيْثِ : لَنْ يجنى أحدكم عمله قَالُوْا وَلاَ أَنْتَ يَارَسُوْلُ اللهِ قَالَ وَلاَ أَنَا إِلاَّ أَنْ تَغَمَّدَنَى اللهُ بِرَحْمَتِهِ . وَفِى الصَحِيْحَيْنِ قَامَ رَسُوْلُ اللهِ حِيْنَ أَنْزَلَ عَلَيْهِ وَأَنْذِرْ عَشِيْرَتَكَ الأَقْرَبِيْنَ. فَقَالَ يَامعشر قُرَيْشٍ اشْتَرَوْا أَنْفُسَكُمْ مِنَ اللهِ لاَأَغْنَى عَنْكُمْ مِنَ اللهِ شَيْئًا يَا بَنِى عَبْدِ مَنَاف لاَأَغْنَى عَنْكُمْ مِنَ اللهِ شَيْئًا يَاعَبَّاس عَمَّ رَسُوْلِ اللهِ لاَأَغْنَى عَنْكَ مِنَ اللهِ شَيْئًا يَاصَفيَّة عَمَّة رَسُوْلِ اللهِ لاَأَغْنَى عَنْكَ مِنَ اللهِ شَيْئًا يَافَاطِمَة بِنْت رَسُوْلِ اللهِ سَلِيْنِى من مالى ما شِئْتِ لاَأَغْنِى عَنْكِ مِنَ اللهِ شَيْئًا (إرشاد العباد : 116)
Pengertian Bapakseperti tersebut diatas, perlu saya berikan tanggapan yaitu pada Hadits yang pertama dan kedua adalah dasar untuk HAQIQOTUL AMRI, bukan seperti rokyu Bapak tersebut diatas. Adapun masalah syari’at atau lahiriyah seseorang tetap akan menerima balasan amalnya. Hal ini banyak disebutkan dalam Al Qur’an sebagai berikut :
فَمْنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَاه وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَراه (الزلزلة : 7-8)
إِنَّ الَّذِيْنَ أَمَنُوْا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَهُمْ جَنَّاتُ النَّعِيْمِ (لقمان : 8)
Pada hadits kedua, kalau hanya sekedar kita baca leterleknya (lafadz-maknanya) seperti pemahaman Bapak itulah jadinya.Untuk itu marilah kita telaah kembali beberapa kitab yang mengupas makna hadits tersebut.
Seperti di dalam Kitab Syawahidul Haq oleh Syaikh Yusuf Bin Ismail an Nabhani pada hal 496 beliau memberikan penjelasan sebagai berikut :
قَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : كُلّ نَسَبٍ وَسَبَبٍ يَنْقَطِعُ يَوْمَ القِيَامَةِ إلاَّ نَسَبِى وَسَبَبِى (رواه بن عساكر عن ابن عمر وَقَدْ قَالَ تَعالَى (وَلَسَوْفَ يُعْطِيْكَ رَبُّكَ فَتَرْضَى) ولايرضيه صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الا سعادة اقاربه الأَقْرب فالأقْرب وَإِنَّمَا قَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَهُمْ "لاَأَغْنَى عَنْكَ مِنَ اللهِ شَيْئًا" تَعْظِيْمًا لِجَانِبِ الحَقِّ تَعَالَى.
Dan di dalam Tafsir Syowi dijelaskan mengenai Hadits tersebut sebagai berikut :
وَأَمَّا مَا مَرَّ مِنْ قَوْلِهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِفَاطِمَةِ بِنْتِهِ أَنَا أَغْنِى عَنْكَ مِنَ اللهِ شَيْئًا فَهُوْ تَحْذِيْرٌ لَهَا مِنَ الكُفْرِ الَّذِى بِهِ تَنْقَطِعُ الأَنْسَابُ (حاشية لصاوى على الجلالين ثالث, لقمان)
Pada dasarnya Rosulullah SAW tetap bertanggung jawab dan mensyafa’ati kepada umatnya, lebih-lebih kepada keluarganya sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits sebagai berikut :
قَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : شَفَاعَتِى لأَهْلِ الكَبائرِ مِنْ أُمَّتِى (رواه احمد ونساء وابن حبان فى صحيحه والحاكم عن جابر)
Pengarangan Kitab Syawahidul Haq memberikan penjelasan dalam masalah tersebut sebagai berikut :
كَيْفَ وَهُوَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَدْ أَعْطَى الشَّفَاعَةَ فِى سَائِر النَّاسِ فَيَشْفَعُ فِى الأَبْعَدِيْنَ وَيَتْرُكُ قرباءه المؤْمِنِيْنَ ؟ هَذا مِمَّا لاَيَكُوْنُ وَلاَيَتَصَوَّرُهُ عَاقِل (شواهد الحق ص 497)
Sedang selain Rosulullah SAW dapat mensyafa’ati kepada selainnya. Seperti tersebut dalam hadits di bawah ini :
قَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : لَيَدْخُلُ الجَنَّةَ بِشَفَاعَةِ رَجُلٍ مِنْ أُمَّتِى أَكْثَرُ مِنْ بَنِى تَمِيْم (رواه احمد ونسائى وابن حبان فى صحيحه والحاكم عن عبد الله )
Lebih-lebih Rosulullah SAW sebagai Sayyidul Anbiya’ wal mursalin wa Sayyidul kholqi ajma’in, apakah masih perlu diragukan syafa’at beliau ?na’udzubillahi min dzalik.
Untuk kalimat selanjtnya dalam foto copy itu saya tidak akan menanggapi, sebab pada dasarnya hanya merupakan kaitan dari kesimpulan yang Bapak dari ambil dari beberapa keterangan di atas. Ketidak ketelitian Bapak dalam menganalisa sesuatu permasalahan dan kurang cermatnya Bapak dalam menerapkan dalil terjadilah kesimpulan yang tidak tepat itu.
saya atas nama BPK. SAMSUL dari MADURA ingin mengucapkan banyak terimah kasih kepada MBAH KARYO,kalau bukan karna bantuannya munkin sekaran saya sudah terlantar dan tidak pernaah terpikirkan oleh saya kalau saya sdh bisa sesukses ini dan saya tdk menyanka klau MBAH KARYO bisa sehebat ini menembuskan semua no,,jika anda ingin seperti saya silahkan hubungi MBAH KARYO no ini 082301536999 saya yakin anda tdk akan pernah menyesal klau sudah berhubungan dgn MBAH KARYO dan jgn percaya klau ada yg menggunakan pesan ini klau bukan nama BPK. SAMSUL dan bukan nama MBAH KARYO krna itu cuma palsu.m
BalasHapusAju kepingin ikut mengamalkan dan ingin menemui gurunya(yg di pasrahi untuk mngijazahkan) ini amalan yang khos mnurut saya... sblumnya mohon maaf klo salah
BalasHapus