Rabu, 16 Desember 2015

553 Ajaran Wahidiyah



Yaa Sayyidii Yaa Rosuulalloh - Duhai Pemimpin kami Duhai Utusan Alloh !
Lihat postingan di facebook

Yang dimaksud dengan AJARAN WAHIDIYAH adalah : Bimbingan praktis lahiriyah dan batiniyah di dalam melaksanakan Tuntunan Rosululloh SAW. Meliputi bidang syari’at dan bidang haqiqot, mencakup peningkatan iman, pelaksanaan Islam dan perwujudan Ihsan serta pembentukan moral/akhlaq. 

Peningkatan Iman menuju Kesadaran atau Ma’rifat kepada Alloh wa Rosuulihi SAW.
Pelaksanaan Islam sebagai realisasi dari pada ketaqwaan terhadap Alloh SWT Tuhan Yang Maha Esa.
Perwujudan Ihsan sebagai manifestasi dari pada iman dan Islam yang kamil ( sempurna ).
Pembentukan moral/ akhlaq untuk mewujudkan akhlaqul kariimah. Bimbingan praktis lahiriyah dan batiniyah di dalam memanfaatkan potensi lahiriyah yang ditunjang oleh pendayagunaan potensi batiniyah/ spiritual yang seimbang dan serasi.

Jadi bimbingan praktis tersebut meliputi segala bentuk kegiatan hidup dalam hubungan manusia terhadap Alloh wa Rosuulihi SAW. (hablun minalloh) dan hubungan manusia di dalam kehidupan masyarakat sebagai insan sosial (hablun minannas) hubungan manusia terhadap keluarga dan rumah tangga, terhadap bangsa, negara dan agama, terhadap sesama umat manusia segala bangsa serta hubungan manusia terhadap segala makhluq lingkungan hidup pada umumnya.
AJARAN WAHIDIYAH tersebut dirumuskan sebagai berikut :

لله - بالله
LILLAH- BILLAH

للرسول - بالرسول
LIRROSUL-BIRROSUL

للغوث - بالغوث
LILGHOUST- BILGHOUST

يؤتى كل ذى حقّ حقّه
YUKTIKULLA DZI KHAQQIN KHAQQOH

تقديم الاهم فالاهم ثمّ الانفع فالانفع
TAQDIMUL AHAM FAL AHAM TSUMMAL ANGFA' FAL ANGFA'
 

FUNGSI MANUSIA HIDUP DI DUNIA
Sebelum kita membahas satu persatu pengertian dan bagaimana penerapan AJARAN WAHIDIYAH tersebut, marilah kita renungkan, kita fikirkan terlebih dahulu apakah fungsi manusia dihidupkan oleh Alloh SWT di dunia ini.

Kita perhatikan firman Alloh SWT :

وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلاَئِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الأَرْضِ خَلِيْفَةً (2- البقرة :30 ).

“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat : “sesungguhnya AKU hendak menjadikan kholifah di muka bumi” (2 – al-Baqoroh : 30).

Yang dimaksud “Kholifah” dalam ayat ini adalah Nabi Adam “Alaihissalaam” yang menurunkan seluruh umat manusia. Jadi setiap manusia sebagai anak keturunan Nabi Adam “Alaihissalaam” dengan sendirinya menjadi ahli waris Kholifah Alloh di bumi. Dan sebagai ahli waris, secara Adami berarti setiap manusia mempuyai tugas kewajiban dan tanggungjawab menjalankan kekholifahan.
“Kholifah Alloh” atau “Wakil Tuhan” di bumi diberi tugas mengatur kehidupan dunia ini menjadi kehidupan yang baik dan benar yang diridhoi Alloh SWT.

Tuhan Maha Pencipta yang melimpahkan mandat “kholifah” kepada Nabi Adam ‘alaihis-salaam. Dan untuk membimbing umat manusia melaksanakan mandat “kholifah” itu maka Alloh telah memilih di antara hamba-hamba-NYA dijadikan Nabi Pemimpin umat, dan diantara nabi-nabi ada yang ditetapkan sebagai Rosul utusan Alloh dengan dibekali kitab suci sebagai tuntunan hidup manusia. Nabi dan utusan yang terakhir sekali adalah Junjungan kita Kanjeng Nabi Besar Muhammad SAW dengan kitab suci al-Qur’an sebagai pedoman dan tuntunan hidup manusia sampai akhir zaman.

Di dalam menjalankan fungsinya sebagai kholifah Alloh di bumi, manusia tidak bebas begitu saja tanpa arah, melainkan harus mengikuti haluan garis besar pokok yang harus dituju oleh manusia adalah seperti yang telah ditetapkan di dalam Al Qur’an surat no. 51 Adz - Dzaariyat ayat 56 :

وَمَاخَلَقْتُ الْجِنَّ وَالإِنْسَ إِلاَّ لِيَعْبُدُونِ (51- الذاريات : 56)

“Dan tiada AKU menciptakan jin dan manusia melainkan agar supaya mereka beribadah mengabdikan diri kepada KU” (51-adz-Dzaariyat : 56).
Jadi segala perbuatan dan tingkah laku manusia dalam segala keadaan, situasi dan kondisi yang bagaimanapun hidup di dunia ini harus diarahkan untuk mengabdikan diri beribadah kepada Alloh SWT, harus dijadikan sebagai pelaksanaan dari pada “LIYA’BUDUUNI”. 

Jadi ibadah itu tidak hanya terbatas pada mengucapkan syahadat, menjalankan sholat, zakat, puasa dan haji yang menjadi rukun Islam itu saja, juga tidak hanya terbatas pada menjalankan ibadah-ibadah sunah seperti membaca al-Qur’an, membaca dzikir, membaca sholawat dan sebagainya. Akan tetapi di samping itu semua, segala gerak gerik manusia, segala tingkah laku dan perbuatannya sepanjang tidak melanggar larangan Alloh SWT, harus dijadikan sebagai pelaksanaan ibadah kepada Alloh SWT. 

Jika hidup manusia ini tidak selalu diarahkan untuk pengabdian diri ibadah kepada Alloh ini berarti manusia menyimpang dari haluan hidup yang telah di gariskan Alloh SWT. dalam ayat tersebut diatas. Suatu penyelewengan suatu penyalahgunaan mandat, suatu dosa besar yang harus ditobati. 

Sahabat Ibnu Abbas Rodhiyalloohu ’anhu seorang mufassir al-Qur’an yang terkenal pada zaman Kanjeng Nabi SAW, menafsirkan kata “Liya’buduuni” dalam ayat tersebut yakni “Liya’rifuuni” Artinya, agar supaya mereka jin dan manusia ma’rifat mengenal atau sadar kepada-KU (Alloh). Jadi segala hidup dan kehidupan manusia (dan jin) menurut tafsir ini harus sepenuhnya diarahkan atau sebagai sarana untuk ma’rifat atau mengenal Alloh SWT. Tuhan Yang Maha Pencipta.

Setelah dari pada syarat yang prinsip di dalam menjalankan ibadah ialah harus disertai adanya niat didalam pelaksanaan perbuatan ibadah tadi. Disertai niat ibadah. Jika tidak disertai niat ibadah, apapun macamnya perbuatan, perbuatan taat sekalipun, amal perbuatan tersebut tidak dicatat sebagai ibadah. Dan jika tidak dicatat sebagai ibadah, berupa sholat sekalipun, adalah menjadi maksiat, merupakan dosa. Sabda Rosululloh SAW menegaskan hal niat ini sebagai berikut :

إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَانَوَى (رواه البخاري ومسلم عن عمر رضي الله عنه).

“Sesungguhnya segala amal perbuatan itu ditentukan (tergantung/dinilai) menurut niatnya; dan sesungguhnya bagi seseorang itu tergantung pada apa yang ia niatkan” (Hadits riwayat Bukhori dan Muslim dan lainnya dari Umar Ibnul Khottob Rodhiyalloohu ‘anhuma).
Niat itu letaknya di dalam hati. Kelihatannya seperti perkara sepele akan tetapi menentukan sekali. Jika tidak kebetulan, artinya kurang mendapatkan perhatian, bisa menghancurkan bangunan ibadah keseluruhannya.

Bertitik tolak dari firman Alloh SWT dalam surat adz-Dzaariyat ayat 56 dan hadits shoheh tersebut diatas, Beliau al-Mukarrom Mbah K.H. Abdoel Madjid Ma’roef Mu’allif Sholawat Wahidiyah memberikan bimbingan praktis di dalam pelaksanaan niat ibadah sebagai realisasi dari pada “Liya’buduuni” tersebut, yaitu dengan melatih dan membiasakan hati menerapkan “LILLAH”.

AL FAATIHAH - MUJAHADAH !




3 komentar:

  1. YAA SAYYIDII YAA ROSUULALLOH !

    Bacalah selalu baik lisan maupun dalam hati kalimat nida'
    "Yaa sayyidii yaa Rosulalloh".

    Berfaedah sangat besar dan luar biasa untuk keperluan apa saja terutama untuk membersihkan hati dan ma'rifat Billah wa Rosulihihi SAW.

    Boleh diamalkan oleh siapa saja tanpa pandang bulu dan golongan, baik tua, muda, dari suku bangsa manapun dan agama apapun.

    Sebarkan kepada seluruh kerabat, teman, tetangga, sahabat dan semua orang yang kita temui.

    Terima kasih dan Jazaa kumulloohu khoirooti wa sa'aadaatid dun-ya wal aakhirfoh Amiin !.

    BalasHapus
  2. sebaiknya menulis artikel di blog tidak panjang seperti ini, dibagi dalam 4 bagian/artikel : Ajaran Wahidiyah (1), (2) dst.. Sehingga pengunjung lebih senang, dan mencari artikel sambungannya lagi.

    BalasHapus
  3. Terima Kasih banyak Castello atas masukkannya

    BalasHapus

Selamat Datang

Assalamu 'alaikum wa 'alaikunna wr. wb.

BISMILLAAHIR ROHMAANIR ROHIIM

Selamat datang, bergabung dan menyimak di halaman Silaturrahmi http://tujuhtujuhbelas.blogspot.co.id

FORUM KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA WAHIDIYAH

Catatan Kecil : KISAH DAN PETUAH INSPIRATIF, DISKUSI DAN DIALOG INTERAKTIF, LAYANAN TANYA JAWAB DAN KONSULTASI ONLINE SERTA BERBAGI ATAU SHARING.

YAA SAYYIDII YAA ROSUULALLOH !

Bacalah selalu baik lisan maupun dalam hati dimana ingat dan kapanpun Anda berada kalimat nida' :

"YAA SAYYIDII YAA ROSUULALLOH !"

Berfaedah sangat besar dan luar biasa, berfungsi sebagai "Rahmatan Lil 'alamiin" dan "Tibbil Qulub" artinya rahmat (welas asih) bagi seluruh alam dan penyembuh atau obat hati, dapat berfadhilah untuk keperluan/hajat apa saja, solusi masalah apa saja, terutama untuk membersihkan dan menjernihkan hati, untuk kedamaian dan ketentraman jiwa serta sadar ma'rifat Billah wa Rosulihihi SAW. Berfadhilah untuk menyembuhkan dan mengobati hati dari sifat-2 tercela dan kegundahan, mengobati tubuh dari beberapa penyakit (memberikan kesehatan jasmani dan rohani), memberi cahaya dan sinar bagi mata hati. Buktikan sendiri keampuhan do'a tawassul tersebut, Insya Alloh Anda akan dapat merasakan berkah dan manfaatnya !. Amiin !.

AMALKAN “YAA SAYYIDII YAA ROSUULALLOH” diulang-ulang selama kurang lebih 30 menit tiap hari, selama 40 hari berturut-turut.

Boleh diamalkan oleh siapa saja tanpa pandang bulu dan golongan, baik tua, muda ataupun anak-anak, dari suku bangsa manapun dan agama apapun silakan mengamalkan, bahkan sangat dianjurkan tuk menyiarkannya.

Sebar luaskan kepada seluruh kerabat, teman, tetangga, sahabat dan semua orang yang kita temui dengan ikhlas, bijaksana dan welas asih.

Terima kasih dan Jazaa kumulloohu khoirooti wa sa'aadaatid dun-ya wal aakhirfoh Amiin !.

Posted by:

AHMAD DIMYATHI, S. Ag

Mobile Phones :
(0251) 8660966 (Kantor)
082226668817
085773653117
089527405377

Email :
pak.dimyathi@gmail.com

Facebook :
https://www.facebook.com/ahmad.dimyathi.5264

Twitter :
https://twitter.com/AHMADDIMYATHISA

Groups :
https://www.facebook.com/groups/1578120242468050/

Basic Information :
Kominfo Wahidiyah

Birthday :
February 25, 1958

Gender :
Male

Home Address :
Cimandala Sukaraja Bogor Jabar.
© CatatanKecil 2016. Diberdayakan oleh Blogger.