Bangunlah Dari Mimpi (3) ! (Selesai)
Nabi mengatakan bahwa ibadah akan ditolak oleh Allah kalau ibadah itu tidak dilakukan dengan Ikhlas. Bagaimana mungkin ibadah bisa ikhlas kalau dalam hati sanubari masih bersemayam unsur yang menyebabkan hati tidak ikhlas yaitu Iblis beserta bala tentaranya. Selama Iblis dan tentaranya masih bersemayam dalam hati manusia maka selamanya manusia tidak ikhlas beribadah dan ibadahnya akan ditolak.
Iblis tidak akan takut dengan bacaan
ayat-ayat Tuhan yang diproduksi oleh mulut kita bahkan Iblis sangat
fasih melantunkan ayat-ayat Tuhan. Bagaimana mungkin Iblis bisa dilawan,
umurnya jutaan tahun, bisa keluar masuk kemana saja bahkan dia bisa
keluar masuk ke surga, sedangkan kita???
Hanya satu yang ditakuti
oleh Iblis yaitu Allah!. Ketika hati disinari dengan Kalimah Allah, di
isi dengan Nur Allah maka segala unsur-unsur setan dalam diri, Iblis
beserta balatentaranya akan lenyap dengan sendirinya. Pelajaran ini
hanya ada di Tarekat tidak ditempat lain.
Kalau kita buka surat
Al-Ikhlas maka disana tidak ada satu kata Ikhlas pun disebutkan. Ini
bermakna bahwa sebenarnya ikhlas itu tidak ada dan manusia tidak akan
mampu mencapai derajat Ikhlas kecuali ruhani nya dibimbing oleh
Rasulullah SAW. Guru Sufi mengatakan, “Kalau sudah ikhlas maka sudah ada
Tuhan disana”. Ketika hati manusia telah bersemayam nur Allah maka
secara otomatis hatinya akan menjadi Ikhlas karena Sang Maha Ikhlas ada
disana. Jadi tidak perlu menerka-nerka apakah ibadah kita atau tidak,
selama hati belum mengenal Allah dengan baik maka selama itu pula ibadah
tidak akan mencapai tahap ikhlas dan ibadah seluruhnya tertolak.
Maka lupakan ibadah-ibadah yang telah anda kumpulkan bertahun-tahun
karena itu tidak akan bisa menyelamatkan diri anda. Segera upgrade
ibadah anda dari ibadah jasmani kepada ibdah ruhani sehingga anda
mengenal Allah dengan benar baru kemudian menyembahnya.
Ada
sebuah pengalaman menarik ketika saya bersama Guru. Ketika mengabdi,
saya sering diminta oleh Guru untuk memijit kaki Beliau setelah seharian
Beliau lelah melayani murid-murid dan orang-orang yang datang baik
meminta nasehat maupun orang-orang yang ingin berobat dengan metode
Dzikirullah. Ketika Beliau tidur dan sudah dalam keadaan pulas,
terdengar halus suara nafas dan Beliau benar-benar dalam kondisi
tertidur pulas. Saya berhenti untuk memijit. Sepengetahuan saya seorang
Guru Muryid itu tidak pernah tidur. Dalam hati saya berkata, “Katanya
Guru Mursyid itu tidak pernah tidur, tapi ini kenapa tertidur pulas
tanpa sadarkan diri?” Belum selesai saya berkata dalam hati, tiba-tiba
Beliau bangun dan langsung membentak saya, “Siapa yang mengatakan Guru
Mursyid itu tidur?” saya sangat kaget karena Beliau tiba-tiba bangun dan
mengatakan itu dengan keras. Beliau tertidur lagi dengan pulas.
Kemudian baru saya pahami bahwa orang-orang yang ruhaninya telah
disucikan, dalam keadaan tidur dan terjaga tetap bisa mengingat Allah
bahkan bisa membaca isi hati orang lain. Guru tetap tertidur mengikuti
alamiah manusia sedangkan Mursyid yang merupakan ruhani Guru tidak
pernah tidur, Mursyid selamanya terjaga.
Itulah sebabnya, seorang
murid yang bermunajat kepada Allah dengan menyebut nama Guru Mursyidnya
akan terus tersambung kepada Allah sampai kapanpun, selamanya dari
dunia sampai ke akhirat kelak. Ruhani Guru Mursyid itu pada hakikatnya
adalah Wasilah yang berasal dari Allah, dengan Wasilah itulah manusia
bisa berkomunikasi dengan Allah.
Orang yang memiliki Guru Mursyid
akan terus dibimbing siang dan malam, dimanapun dan kapanpun, terus
menerus mendapat pelajaran karena ruhaninya telah hidup sehingga bisa
menerima pelajaran dari Allah Yang Maha Hidup. Hakikatnya yang
membimbing itu bukan Guru karena Guru mempunyai keterbatasan, yang
membimbing itu adalah Allah sendiri setelah mengetahui metodenya yaitu
Tariqatullah.
Di malam penuh berkah ini, saya mengucapkan selamat
kepada sahabat-sahabat yang akan mengunjungi alkah-alkah zikir,
bertawajuh menghadapkan wajah kepada Wajah Allah SWT dibawah bimbingan
Guru Mursyid yang Kamil Mukamil. Begitu luar biasanya Tawajuh berjamaah
ini sehingga Rasulullah menyebutnya sebagai Taman Surga. Untuk mengobati
kerinduan akan Taman Surga bisa dibaca tulisan yang pernah saya tulis
dengan judul Taman Surga.
Mengakhiri tulisan ini, marilah kita
segera menghidupkan ruhani dengan Dzikirullah (Ingat Kepada Allah)
sehingga dari dunia ini kita telah terbangun, sadar sepenuhnya, dengan
demikian ketika kita mati kita tidak seperti orang yang terbangun dari
mimpi.
Semoga Tulisan ini bermanfaat, salam.
Sumber : www.sufimuda.net
.
0 komentar:
Posting Komentar