558 (Hal 2) - MENYAKSIKAN ALLOH SWT MELALUI AF’ALULLOH DAN MELALUI NURULLOH SERTA MENYAKSIKAN ALLOH DENGAN DZAT ALLOH
Manusia pada tataran ini sangat sedikit dan hampir tidak ditemukan pada masyarakat awam . maksudnya awam tauhid. Kalau awam ilmu, sudah tidak begitu banyak sekarang. Sebab sudah banyak pencari ilmu. Bahkan bidang pengetahuan alam semesta , sudah jauh meningkat dari tahun ke tahun.
Ini bidang tauhid . Yang perlu disadari bahwa orang alim ilmu tauhid belum tentu dia alim tauhid . sebab tauhid itu bukan ilmu . tetapi Tauhid itu sebuah keyakinan yang masuk kedalam hati manusia berdasarkan pancaran nur ilahiyun . hingga pemilik hati tersebut menyaksikan betul wujud alloh dalam bentuk sifat. Ilmu tauhid bisa dipelajari. Yang penting sering membaca, sering membuka literature, baca kitab kitab , baca Al Qur’an beserta artinya hingga menjadi seorang hafidz.
Tapi TAUHID ITU SENDIRI, tidak bisa dipelajari . Apa mungkin Iman bisa dipelajari ? Yang bisa di pelajari hanya ilmunya tentang iman.
Contohnya seperti kami sendiri walalupun tidakpernah mondok yaa hafal rukum islam . hafal rukun iman . walaupun tidak ahli nahwu shorof , insya alloh bacaan alqur’an tidak melenceng tajwidnya. Tapi bidang iman tidak bisa ditempuh lewat bidang ini.
Seperti yang sudah dicapai oleh para nabi. Para anbiya’ wal mursalin , para malaikat muqorrobiin alaihimus sholatu was salam . Kiranya pembaca Al Qur’an sudah hampir semua tahu bahwa Mbah Nabi Musa AS sempat menyaksikan Nurulloh di gunung turshina hingga beliau pingsan.
Hati para kekasih Alloh tersebut berhasil menyaksikan Alloh dalam wujud Nurulloh bukan menyaksikan ceritanya tentang NUR. Beliau beliau tidak menumpuk literatur seperti orang alim jaman sekarang.
Beliau beliau berjuang mati matian . Hingga satu dari sekian hati berhasil menyaksikan betul wujud Alloh dalam bentuk dzat. Seperti yang sudah kita sadari dan kita maklumi bersama akan hal yang di alami oleh junjungan kita baginda Agung Nabi Muhammad Rosulullloh SAW.
PANGKAT KEIMANAN seperti ini hanya ditempati oleh HATI TERTENTU YANG SANGAT TIDAK BISA DIMASUKI HATI LAIN KECUALI DIKEHENDAKI OLEH ALLOH SWT.
Itupun proses pelantikannya secara estafet untuk menggantikan beliau yang sudah ma’a Alloh. Secara jasmani sudah terputus ibadahnya/ amalnya. Jadi jika mati anak cucu adam terputus amalnya(ibadahnya) , bukan ilmunya yang terputus. Bukan shodaqoh jariyahnya yang terputus, bahkan anaknya yang sholeh , dia masih diberi kesempatan untuk menyelamatan ahli kuburnya, dengan do’a tentunya.
PANGKAT MANUSIA YANG DIBERI MAMPU MENYAKSIKAN ALLOH :
v GOLONGAN MUHIBBIN ( PECINTA TUHAN ) didalam sini terdapat para sholihin ,para tabi’in , tabi’it tabi’in, para ahli ZUHUD ( harta tidak merusak hatinya dalam mencitai Alloh ) golongan ini melakukan kegiatan amal ibadah semata mata didorong oleh rasa cintanya kepada Alloh. Dia berbuat baik sebab itu sudah menjadi perintah Alloh yang dicintai. Apapun perintah dari sang kekasih dia kerjaan tanpa melihat waktu , mau siang atau malam kalau sudah datang perintah dari kekasih akan dikerjakan tanpa ada rasa keberatan dan bahkan merasa puas dan bahagia jika perintah dari kekasih bisa dilaksanakan dengan baik serta tidak meninginkan imbalan apa apa dan tidak perduli walaupun harus jungkir balik istilahnya yang penting hanya memperoleh cinta dari sang kekasih . orangnya juga bekerja di kantor, pabrik, kerja disawah lading dan sebagainya.
Sebenarnya bagi orang yang pernah mencintai sesuatu , harusnya bisa mengalihkan rasa cintanya kepada Alloh dengan cara melatih seperti cinta seorang ibu kepada anaknya atau sebaliknya . Seorang anak bagaimana nakalnya masih tetap dia cintai ( orang jawa bilang tego lorone ora tego patine ) cinta seperti Ini jika dilatih betul tentunya banyak sekali ummat rosululloh yang akan mencapai pangkat ini. Asalkan mau melatih dan mengalihkan rasa cintanya kepada Alloh. Seorang ibu diberi oleh Alloh satu atau lebih dari seorang anak tentunya berterima kasih kepada Alloh yang mau menitipkan anak kepadanya. Masih banyak kaum ibu dan bapak menderita akibat tidak diberi keturunan. Tapi kebanyakan kaum ibu dan kaum bapak lupa bahwa sudah diberi titipan oleh Alloh yang mana titipan itu tidak dirawat sesuai kemauan yang menitipkan yaitu Alloh SWT. Saat anaknya nakal , tidak mau mengakui bahwa bapak dan ibu sudah menyalahgunakan titipan tersebut. Atau tidak dirawat sesuai kemauan Alloh. Anak tidak diajari mendekat kepada Alloh tapi Cuma diajari cara mencari harta. Anak tidak mau mengaji atau belajar agama dan sudah menginjak aqil baligh tidak jadi masalah. Tapi kalau anak tidak mau belajar jadi penyanyi, atau tidak mempersiapkan profesi yang dianggap menguntungkan maka akan diupayakan walaupun harus jungkir balik istilahnya.
Ini kami tulis bukan untuk orang lain tapi pukulan dari Alloh buat kami sendiri. Sisanya jika mungkin juga pukulan buat yang mau menerima coretan dari seseorang yang tidak tahu apa apa tentang Alloh. Sebabkami betul betul menyadari bahwa kami tidak mengenal Alloh. Bukan golongan ma’rifat. Hanaya saja melalui bimbingan amalan Sholawat Wahidiyah diperintah menerapkan HAQIQOTUL MUTABA’AH ( Menerapkan diri sebagai seorang pengikut yang tidak boleh lepas hubungan dengan yang diikuti dan ternyata efeknya sangat perlu kami syukuri yaitu dengan cara membagikan nikmat berwahidiyah kepada siapapun tanpa pandang bulu)
v GOLONGAN MUHLISIN
( SUDAH MENCAPAI MAQOM IHLAS asalkan ihlasnya tidak diaku , aku ihlas katanya , nah apa mungkin orang ihlas mengaku ihlas ? ini tidak masuk akal . Sebab yang namanya ihlas itu adalah keadaan hati orang yang sedang melakukan sebuah kegiatan/ amal sedangkan si pelaku kegiatan amal tersebut tidak mengetahui atau tidak merasakan kalau dia sedang melakukan kegiatan amal ibadah . apanya yang di aku. Aku hidup sebab dihidupkan . aku bergerak sebab digrakkan oleh Alloh. Aku lumpuh memang Alloh yang membuat lumpuh , Aku bisa membantu orang lain sebab Alloh yang menggerakkan bisa beramal. Apa itu semuaamal kita ? apa itu semua ibadah kita ? . tidak ada satupun pergerakan baik gerak lahir maupun gerak batin yang bukan digerakkan Alloh kecuali orang itu lupa kalau dia itu diciptakan dan digerakkan.
( ALLOHLAH YANG MENCIPTAKAN KAMU DAN MEMBUAT KAMU BERAMAL / BERGERAK واللّه خلقكم وما تعملون ).
Disini tidak ada pergerakan atau kegiatan yang boleh diaku. Sebab memang kita tidak bisa berbuat apaapa selain digerakkan Alloh, yang bahasa erennya orangmenggunakan kalimat dengan izin Alloh. Satu lembar daunpun jatuh sebab dijatuhkan oleh Alloh SWT. Barang siapa yang berani mengaku maka detik inipun langsung jatuh dihadapan Alloh yang maha luhur.
Semua murni BILLAH dalam istilah Wahidiyah.
v GOLONGAN MUHSININ
( SUDAH LILLAH DAN BILLAH DALAM ISTILAH WAHIDIYAH )
Seseorang disebut Muhsinin oleh Alloh, sebab dia sudah menerapkan rukun Iman dan rukun Islam.
Dalam imlu tauhid digambarkan rukun iman ada enam.
1. IMAN BILLAH .
2 IMAN BIRROSULILLAH .
3 IMAN BIL MALAIKATILLAH .
4 IMAN BIL KITABULLOH.
5. IMAN BIL QODRILLAH.
6 IMAN BIYAUMIL AHIR.
Soal ilmu Iman, mudah sekali ditulis dan diucapkan. Begitu pula RUKUN ISLAM. Hanya lima kalimat. Tapi pelaksanaanya berat bagi yang tidak diberi hidayah. Ibarat lading , ini masih berupa belukar yang masih perlu digarap. Walau digarap,seumur hidup tidak akan mampu menyelesaikan. Hamper semua keturunan Mbah Kita Adam AS , tumbang dan terkapar tidak mampu menerapkan. Itu semua bisa terlampaui sebab hidayah Alloh.bukan jerih payah kita.
MISALNYA KITA GARAP BIDANG ISLAM , APAKAH MUNGKIN KALAU SESEORANG BELUM BERIMAN . JAWABNYA BISA MUNGKIN BISA TIDAK.
Semua upaya manusia akan sia sia. Jika upaya itu datangnya dari manusia. Semua murni hidayah Alloh. Bidang lahiriyah / syari’at pasti akan terjadi kalau sudah dipaksa oleh Alloh berupa dorongan kehendaknya . justru yang perlu kita sadari disini bahwa kita berbuat , itu sebab didorong oleh kemauan dan kehendak Alloh. Yang punya nafsu hanya Alloh. Jadi inti pasal yang sangat mendasar dan pelik adalah masalah kesadaran kita kepada Alloh. Kita bisa sadar sebab diberi hidayah oleh Alloh . bukan sebab ilmu kita. Bukan hasil jerih payah kita . Padahal setiap insan , kesadaran itu sudah dititipkan dan ditancapkan kedalam hati sejak dahulu kala. Kita mau perang apa tidak . itupun tujuannya agar kita jadi insan yang berkualitas. Berkualitas imannya, sedangkan kualitas ilmu itu sebagai pendukung / ilmu syari’at kita jadikan rambu rambu dalam penerapan keimanan.
v GOLONGAN ARIFIN
( ORANG YANG SUDAH SADAR / MA’RIFAT KEPADA ALLOH SWT. BELIAU DISEBUT AL ARIF BILLAH WA BI AHKAMIHI. ORANG YANG SADAR / MA’RIFAT KEPADA ALLOH DAN MEMAHAMI HUKUM ALLOH SERTA BISA MENERAPKAN KEPADA DIRI SENDIRI DAN KEPADA ORANG LAINYANG DIKEHENDAKI.
Golongan ini tidak ada dipermukaan bumi kecuali hanya satu orang . Golongan yang jumlahnya hanya satu inilah yang menempati jabatan wali quthub/ ghoutsu zaman RA . yang keberadaannya sepanjang masa hingga hari kiamat. golongan lainnya yang tersebut di atas masih Faqod. Maksudnya sudah ma’rifat billah tapi masih billah faqod. Kema’rifatannya masih disebabkan oleh mahluq. Kesadarannya terjadi akibat bantuan orang lain, bantuan mahluq lain. KESADARANNYA MASIH DIKOMANDO OLEH HIDAYAH ALLOH. SEDANGKAN HIDAYAH ITU SENDIRI JUGA MAHLUQ ALLOH. Bantuan ilmu yang ditransfer oleh lainnya yang pada dasarnya ditransfer oleh AL ‘ARIF BILLAH WA BI AHKAMIHI.
BAGI AL ARIF BILLAH WA BI AHKAMIHI , KESADARANNYA LANGSUNG DIBERI OLEH ALLOH , TANPA PERANTARA MAHLUQ.
Tatkala sampai disini , kami betul betul tidak mampu menguraikan kecuali beliau sendiri . sebab beliau itulah sang pembawa hidayah Alloh hingga beliau ditugaskan menjaga ekosistem alam semesta.
Pada ranah AL ARIF BILLAH WA BI AHKAMIHI inilah para ulama sejak zaman dahulu terjadi perselisihan kecuali mereka yang berada dibelakang beliau.
Salah satu hikayah diceritakan pada Zaman Syeh Hasan Sadzali Ghouts fi Zamanihi.
Beliau Syeh Hasan Sadzali memiliki seorang murid istimewa . suatu hari dalam membimbing imannya sang murid , beliau mengajak muridnya untuk latihan iman secara langsung. Maka Syeh Hasan Sadzali memrintahkan muridnya yang terkenal ta’at untuk berjalan dibelakang beliau sambil menyebut gurunya. Maka sang murid mulai menyebut dalam hatinya terutama dengan sebutan YAA HASAN YAA HASAN terus menerus hingga sampai di pantai beliau diikuti muridnya berjalan terus menyebrangi lautan.
Pada saat ditengah lautan , sang murid digoda oleh nafsunya. Nafsunya melihat ilmunya hingga terjadi perdebatan antara nafsunya dengan ilmunya.
Kata sang ilmu mengatakan , Hanya kepada Allohlah kamu mohon pertolongan. Maka nafsu sang murid memberontak sekaligus meng iyakan kata kata sang ilmu tadi. Hingga ahirnya nafsunya kalah oleh ilmunya . maka sang murid mengikuti kata ata sang ilmu . maka saat ditengah samudra sang murid mengikuti ilmunya dengan menyebut dalam hatinya dengan sebutan ALLOH ALLOH ALLOH . dan spontan sang murid langsung tenggelam dalam lautan . dan spontan pula sang guru menyeret muridnya ketepian .
Sesampainya di daratan sang murid ditanya oleh gurunya dan dia terus terang kepada gurunya bahwa ilmunya mengatakan bahwa kita tidak boleh memohon pertolongan orang lain .
Maka Syeh Hasan Sadzali mengiyakan dan menjelaskan kepada muridnya yang terkasih yang boleh dikata sebagai anaknya .
“ wahai anakku . kamu tidak salah . memang Alloh memerintahkan kita untuk memohon hanya kepada alloh. Kepada selain Alloh tidak boleh .
Lalu bagaimana guru , Kenapa kami mohon kepada Alloh malah kami menceburkan diri ke dalam lautan ? Tanya sang murid.
Beliau menjelaskan dengan nada bertanya untuk mengajari muridnya bertafakkur akan keadaan dirinya di hadapan Alloh .
Wahai anakku . Apakah kamu sudah mengenal / menyaksikan Alloh ?
Belum guru. Jawab sang murid.
Ya udah . itu tandanya kamu belum bisa menghadap Alloh.
Maka sejak itulah sang murid menerapkan HAQIQOTUL MUTABA’AH sebagaimana sabda baginda rosul SAW . hari harinya menyebut gurunya dimanapun berada. Sambil makan , sambil bekarja , sambil ngobrol dengan teman , sambil apapun hatinya menyebut gurunya. Semakin kuat sebutannya hingga dia senantiasa bersama gurunya dimanapun barada. Hingga pada puncaknya sang murid matur kepada gurunya :
DUHAI BAPA GURU . KAMI MENYAKSIKAN BETUL BAHWA SEAKAN AKAN PANJENENGAN( KAANNAKA ) ADALAH ROSULULLOH SAW.
Ini membuktikan bahwa Wali quthub / Ghoutsu Zaman menempati jabatan WAROSATUL ANBIYA/ BATINUN NUBUWAH .
Di sini banyak menimbulkan PRO DAN KONTRA antara AHLUL ILMI DENGAN AHLIL KHOWAS .
Bagi ahli ilmu yang kontra dengan jalan fikirannya , tentu akan mengatakan syiriq kepada sang murid YANG TENTUNYA AAN DIKATAKAN SANG GURU ADALAH PEMBAWA AJARAN SYIRIQ YANG HARUS DIBASMI.
tapi tidak semua ahli ilmu menolaknya.
Bagi ahlul khowas , tetap akan mempertahankan keyakinannya sebab sudah menyaksikan betul dalam hatinya bukan sebuah hayalan . kalau hayalan datangnya berasal dari akal .dan fikiran.
untuk selanjutnya semoga Alloh berkenan memberikan kesempatan untuk melanjutkan kajian berikutnya yaitu:
3. MENYAKSIKAN ALLOH DENGAN DZAT ALLOH (klik untuk melihat halaman 3)
3. MENYAKSIKAN ALLOH DENGAN DZAT ALLOH (klik untuk melihat halaman 3)