Jumat, 22 Januari 2016

558 (Hal 2) - MENYAKSIKAN ALLOH SWT MELALUI AF’ALULLOH DAN MELALUI NURULLOH SERTA MENYAKSIKAN ALLOH DENGAN DZAT ALLOH


3. MENYAKSIKAN ALLOH MELALUI NURULLOH
Manusia pada tataran ini sangat sedikit dan hampir tidak ditemukan pada masyarakat awam . maksudnya awam tauhid. Kalau awam ilmu, sudah tidak begitu banyak sekarang. Sebab sudah banyak pencari ilmu. Bahkan bidang pengetahuan alam semesta , sudah jauh meningkat dari tahun ke tahun.
Ini bidang tauhid . Yang perlu disadari bahwa orang alim ilmu tauhid belum tentu dia alim tauhid . sebab tauhid itu bukan ilmu . tetapi Tauhid itu sebuah keyakinan yang masuk kedalam hati manusia berdasarkan pancaran nur ilahiyun . hingga pemilik hati tersebut menyaksikan betul wujud alloh dalam bentuk sifat. Ilmu tauhid bisa dipelajari. Yang penting sering membaca, sering membuka literature, baca kitab kitab , baca Al Qur’an beserta artinya hingga menjadi seorang hafidz.
Tapi TAUHID ITU SENDIRI, tidak bisa dipelajari . Apa mungkin Iman bisa dipelajari ? Yang bisa di pelajari hanya ilmunya tentang iman. 
Contohnya seperti kami sendiri walalupun tidakpernah mondok yaa hafal rukum islam . hafal rukun iman . walaupun tidak ahli nahwu shorof , insya alloh bacaan alqur’an tidak melenceng tajwidnya. Tapi bidang iman tidak bisa ditempuh lewat bidang ini.

Seperti yang sudah dicapai oleh para nabi. Para anbiya’ wal mursalin , para malaikat muqorrobiin alaihimus sholatu was salam . Kiranya pembaca Al Qur’an sudah hampir semua tahu bahwa Mbah Nabi Musa AS sempat menyaksikan Nurulloh di gunung turshina hingga beliau pingsan.
Hati para kekasih Alloh tersebut berhasil menyaksikan Alloh dalam wujud Nurulloh bukan menyaksikan ceritanya tentang NUR. Beliau beliau tidak menumpuk literatur seperti orang alim jaman sekarang.
Beliau beliau berjuang mati matian . Hingga satu dari sekian hati berhasil menyaksikan betul wujud Alloh dalam bentuk dzat. Seperti yang sudah kita sadari dan kita maklumi bersama akan hal yang di alami oleh junjungan kita baginda Agung Nabi Muhammad Rosulullloh SAW. 
PANGKAT KEIMANAN seperti ini hanya ditempati oleh HATI TERTENTU YANG SANGAT TIDAK BISA DIMASUKI HATI LAIN KECUALI DIKEHENDAKI OLEH ALLOH SWT.

Itupun proses pelantikannya secara estafet untuk menggantikan beliau yang sudah ma’a Alloh. Secara jasmani sudah terputus ibadahnya/ amalnya. Jadi jika mati anak cucu adam terputus amalnya(ibadahnya) , bukan ilmunya yang terputus. Bukan shodaqoh jariyahnya yang terputus, bahkan anaknya yang sholeh , dia masih diberi kesempatan untuk menyelamatan ahli kuburnya, dengan do’a tentunya.
PANGKAT MANUSIA YANG DIBERI MAMPU MENYAKSIKAN ALLOH :
v GOLONGAN MUHIBBIN ( PECINTA TUHAN ) didalam sini terdapat para sholihin ,para tabi’in , tabi’it tabi’in, para ahli ZUHUD ( harta tidak merusak hatinya dalam mencitai Alloh ) golongan ini melakukan kegiatan amal ibadah semata mata didorong oleh rasa cintanya kepada Alloh. Dia berbuat baik sebab itu sudah menjadi perintah Alloh yang dicintai. Apapun perintah dari sang kekasih dia kerjaan tanpa melihat waktu , mau siang atau malam kalau sudah datang perintah dari kekasih akan dikerjakan tanpa ada rasa keberatan dan bahkan merasa puas dan bahagia jika perintah dari kekasih bisa dilaksanakan dengan baik serta tidak meninginkan imbalan apa apa dan tidak perduli walaupun harus jungkir balik istilahnya yang penting hanya memperoleh cinta dari sang kekasih . orangnya juga bekerja di kantor, pabrik, kerja disawah lading dan sebagainya.
Sebenarnya bagi orang yang pernah mencintai sesuatu , harusnya bisa mengalihkan rasa cintanya kepada Alloh dengan cara melatih seperti cinta seorang ibu kepada anaknya atau sebaliknya . Seorang anak bagaimana nakalnya masih tetap dia cintai ( orang jawa bilang tego lorone ora tego patine ) cinta seperti Ini jika dilatih betul tentunya banyak sekali ummat rosululloh yang akan mencapai pangkat ini. Asalkan mau melatih dan mengalihkan rasa cintanya kepada Alloh. Seorang ibu diberi oleh Alloh satu atau lebih dari seorang anak tentunya berterima kasih kepada Alloh yang mau menitipkan anak kepadanya. Masih banyak kaum ibu dan bapak menderita akibat tidak diberi keturunan. Tapi kebanyakan kaum ibu dan kaum bapak lupa bahwa sudah diberi titipan oleh Alloh yang mana titipan itu tidak dirawat sesuai kemauan yang menitipkan yaitu Alloh SWT. Saat anaknya nakal , tidak mau mengakui bahwa bapak dan ibu sudah menyalahgunakan titipan tersebut. Atau tidak dirawat sesuai kemauan Alloh. Anak tidak diajari mendekat kepada Alloh tapi Cuma diajari cara mencari harta. Anak tidak mau mengaji atau belajar agama dan sudah menginjak aqil baligh tidak jadi masalah. Tapi kalau anak tidak mau belajar jadi penyanyi, atau tidak mempersiapkan profesi yang dianggap menguntungkan maka akan diupayakan walaupun harus jungkir balik istilahnya.
Ini kami tulis bukan untuk orang lain tapi pukulan dari Alloh buat kami sendiri. Sisanya jika mungkin juga pukulan buat yang mau menerima coretan dari seseorang yang tidak tahu apa apa tentang Alloh. Sebabkami betul betul menyadari bahwa kami tidak mengenal Alloh. Bukan golongan ma’rifat. Hanaya saja melalui bimbingan amalan Sholawat Wahidiyah diperintah menerapkan HAQIQOTUL MUTABA’AH ( Menerapkan diri sebagai seorang pengikut yang tidak boleh lepas hubungan dengan yang diikuti dan ternyata efeknya sangat perlu kami syukuri yaitu dengan cara membagikan nikmat berwahidiyah kepada siapapun tanpa pandang bulu)
v GOLONGAN MUHLISIN
( SUDAH MENCAPAI MAQOM IHLAS asalkan ihlasnya tidak diaku , aku ihlas katanya , nah apa mungkin orang ihlas mengaku ihlas ? ini tidak masuk akal . Sebab yang namanya ihlas itu adalah keadaan hati orang yang sedang melakukan sebuah kegiatan/ amal sedangkan si pelaku kegiatan amal tersebut tidak mengetahui atau tidak merasakan kalau dia sedang melakukan kegiatan amal ibadah . apanya yang di aku. Aku hidup sebab dihidupkan . aku bergerak sebab digrakkan oleh Alloh. Aku lumpuh memang Alloh yang membuat lumpuh , Aku bisa membantu orang lain sebab Alloh yang menggerakkan bisa beramal. Apa itu semuaamal kita ? apa itu semua ibadah kita ? . tidak ada satupun pergerakan baik gerak lahir maupun gerak batin yang bukan digerakkan Alloh kecuali orang itu lupa kalau dia itu diciptakan dan digerakkan.
( ALLOHLAH YANG MENCIPTAKAN KAMU DAN MEMBUAT KAMU BERAMAL / BERGERAK واللّه خلقكم وما تعملون ).
Disini tidak ada pergerakan atau kegiatan yang boleh diaku. Sebab memang kita tidak bisa berbuat apaapa selain digerakkan Alloh, yang bahasa erennya orangmenggunakan kalimat dengan izin Alloh. Satu lembar daunpun jatuh sebab dijatuhkan oleh Alloh SWT. Barang siapa yang berani mengaku maka detik inipun langsung jatuh dihadapan Alloh yang maha luhur.
Semua murni BILLAH dalam istilah Wahidiyah.
v GOLONGAN MUHSININ
( SUDAH LILLAH DAN BILLAH DALAM ISTILAH WAHIDIYAH )
Seseorang disebut Muhsinin oleh Alloh, sebab dia sudah menerapkan rukun Iman dan rukun Islam.
Dalam imlu tauhid digambarkan rukun iman ada enam.
1. IMAN BILLAH . 
2 IMAN BIRROSULILLAH . 
3 IMAN BIL MALAIKATILLAH . 
4 IMAN BIL KITABULLOH. 
5. IMAN BIL QODRILLAH.
 6 IMAN BIYAUMIL AHIR.
Soal ilmu Iman, mudah sekali ditulis dan diucapkan. Begitu pula RUKUN ISLAM. Hanya lima kalimat. Tapi pelaksanaanya berat bagi yang tidak diberi hidayah. Ibarat lading , ini masih berupa belukar yang masih perlu digarap. Walau digarap,seumur hidup tidak akan mampu menyelesaikan. Hamper semua keturunan Mbah Kita Adam AS , tumbang dan terkapar tidak mampu menerapkan. Itu semua bisa terlampaui sebab hidayah Alloh.bukan jerih payah kita.
MISALNYA KITA GARAP BIDANG ISLAM , APAKAH MUNGKIN KALAU SESEORANG BELUM BERIMAN . JAWABNYA BISA MUNGKIN BISA TIDAK.
Semua upaya manusia akan sia sia. Jika upaya itu datangnya dari manusia. Semua murni hidayah Alloh. Bidang lahiriyah / syari’at pasti akan terjadi kalau sudah dipaksa oleh Alloh berupa dorongan kehendaknya . justru yang perlu kita sadari disini bahwa kita berbuat , itu sebab didorong oleh kemauan dan kehendak Alloh. Yang punya nafsu hanya Alloh. Jadi inti pasal yang sangat mendasar dan pelik adalah masalah kesadaran kita kepada Alloh. Kita bisa sadar sebab diberi hidayah oleh Alloh . bukan sebab ilmu kita. Bukan hasil jerih payah kita . Padahal setiap insan , kesadaran itu sudah dititipkan dan ditancapkan kedalam hati sejak dahulu kala. Kita mau perang apa tidak . itupun tujuannya agar kita jadi insan yang berkualitas. Berkualitas imannya, sedangkan kualitas ilmu itu sebagai pendukung / ilmu syari’at kita jadikan rambu rambu dalam penerapan keimanan.
v GOLONGAN ARIFIN
( ORANG YANG SUDAH SADAR / MA’RIFAT KEPADA ALLOH SWT. BELIAU DISEBUT AL ARIF BILLAH WA BI AHKAMIHI. ORANG YANG SADAR / MA’RIFAT KEPADA ALLOH DAN MEMAHAMI HUKUM ALLOH SERTA BISA MENERAPKAN KEPADA DIRI SENDIRI DAN KEPADA ORANG LAINYANG DIKEHENDAKI.
Golongan ini tidak ada dipermukaan bumi kecuali hanya satu orang . Golongan yang jumlahnya hanya satu inilah yang menempati jabatan wali quthub/ ghoutsu zaman RA . yang keberadaannya sepanjang masa hingga hari kiamat. golongan lainnya yang tersebut di atas masih Faqod. Maksudnya sudah ma’rifat billah tapi masih billah faqod. Kema’rifatannya masih disebabkan oleh mahluq. Kesadarannya terjadi akibat bantuan orang lain, bantuan mahluq lain. KESADARANNYA MASIH DIKOMANDO OLEH HIDAYAH ALLOH. SEDANGKAN HIDAYAH ITU SENDIRI JUGA MAHLUQ ALLOH. Bantuan ilmu yang ditransfer oleh lainnya yang pada dasarnya ditransfer oleh AL ‘ARIF BILLAH WA BI AHKAMIHI.
BAGI AL ARIF BILLAH WA BI AHKAMIHI , KESADARANNYA LANGSUNG DIBERI OLEH ALLOH , TANPA PERANTARA MAHLUQ.
Tatkala sampai disini , kami betul betul tidak mampu menguraikan kecuali beliau sendiri . sebab beliau itulah sang pembawa hidayah Alloh hingga beliau ditugaskan menjaga ekosistem alam semesta.
Pada ranah AL ARIF BILLAH WA BI AHKAMIHI inilah para ulama sejak zaman dahulu terjadi perselisihan kecuali mereka yang berada dibelakang beliau.
Salah satu hikayah diceritakan pada Zaman Syeh Hasan Sadzali Ghouts fi Zamanihi.
Beliau Syeh Hasan Sadzali memiliki seorang murid istimewa . suatu hari dalam membimbing imannya sang murid , beliau mengajak muridnya untuk latihan iman secara langsung. Maka Syeh Hasan Sadzali memrintahkan muridnya yang terkenal ta’at untuk berjalan dibelakang beliau sambil menyebut gurunya. Maka sang murid mulai menyebut dalam hatinya terutama dengan sebutan YAA HASAN YAA HASAN terus menerus hingga sampai di pantai beliau diikuti muridnya berjalan terus menyebrangi lautan.
Pada saat ditengah lautan , sang murid digoda oleh nafsunya. Nafsunya melihat ilmunya hingga terjadi perdebatan antara nafsunya dengan ilmunya.
Kata sang ilmu mengatakan , Hanya kepada Allohlah kamu mohon pertolongan. Maka nafsu sang murid memberontak sekaligus meng iyakan kata kata sang ilmu tadi. Hingga ahirnya nafsunya kalah oleh ilmunya . maka sang murid mengikuti kata ata sang ilmu . maka saat ditengah samudra sang murid mengikuti ilmunya dengan menyebut dalam hatinya dengan sebutan ALLOH ALLOH ALLOH . dan spontan sang murid langsung tenggelam dalam lautan . dan spontan pula sang guru menyeret muridnya ketepian .
Sesampainya di daratan sang murid ditanya oleh gurunya dan dia terus terang kepada gurunya bahwa ilmunya mengatakan bahwa kita tidak boleh memohon pertolongan orang lain .
Maka Syeh Hasan Sadzali mengiyakan dan menjelaskan kepada muridnya yang terkasih yang boleh dikata sebagai anaknya .
“ wahai anakku . kamu tidak salah . memang Alloh memerintahkan kita untuk memohon hanya kepada alloh. Kepada selain Alloh tidak boleh .

Lalu bagaimana guru , Kenapa kami mohon kepada Alloh malah kami menceburkan diri ke dalam lautan ? Tanya sang murid.
Beliau menjelaskan dengan nada bertanya untuk mengajari muridnya bertafakkur akan keadaan dirinya di hadapan Alloh .
Wahai anakku . Apakah kamu sudah mengenal / menyaksikan Alloh ?
Belum guru. Jawab sang murid.

Ya udah . itu tandanya kamu belum bisa menghadap Alloh.
Maka sejak itulah sang murid menerapkan HAQIQOTUL MUTABA’AH sebagaimana sabda baginda rosul SAW . hari harinya menyebut gurunya dimanapun berada. Sambil makan , sambil bekarja , sambil ngobrol dengan teman , sambil apapun hatinya menyebut gurunya. Semakin kuat sebutannya hingga dia senantiasa bersama gurunya dimanapun barada. Hingga pada puncaknya sang murid matur kepada gurunya :
DUHAI BAPA GURU . KAMI MENYAKSIKAN BETUL BAHWA SEAKAN AKAN PANJENENGAN( KAANNAKA ) ADALAH ROSULULLOH SAW.
Ini membuktikan bahwa Wali quthub / Ghoutsu Zaman menempati jabatan WAROSATUL ANBIYA/ BATINUN NUBUWAH .
Di sini banyak menimbulkan PRO DAN KONTRA antara AHLUL ILMI DENGAN AHLIL KHOWAS .
Bagi ahli ilmu yang kontra dengan jalan fikirannya , tentu akan mengatakan syiriq kepada sang murid YANG TENTUNYA AAN DIKATAKAN SANG GURU ADALAH PEMBAWA AJARAN SYIRIQ YANG HARUS DIBASMI.
tapi tidak semua ahli ilmu menolaknya.

Bagi ahlul khowas , tetap akan mempertahankan keyakinannya sebab sudah menyaksikan betul dalam hatinya bukan sebuah hayalan . kalau hayalan datangnya berasal dari akal .dan fikiran.
untuk selanjutnya semoga Alloh berkenan memberikan kesempatan untuk melanjutkan kajian berikutnya yaitu:

3. MENYAKSIKAN ALLOH DENGAN DZAT ALLOH (klik untuk melihat halaman 3)


558 (Hal 3) - MENYAKSIKAN ALLOH SWT MELALUI AF’ALULLOH DAN MELALUI NURULLOH SERTA MENYAKSIKAN ALLOH DENGAN DZAT ALLOH


3. MENYAKSIKAN ALLOH DENGAN DZAT ALLOH
Sebelum kita mnegkaji bab ini , kita perlu kembali menyadari sabda Rosululloh SAW bahwa Alloh bersabda dalam Al Qur’an “BILA HAMBA-HAMBAKU BERTANYA TENTANG AKU KATAKANLAH BAHWA AKU DEKAT (AL BAQARAH 2 : 186).
وإذا سألك عبادى عنّي فإني قريبٌ
====

Dalam ayat tersebut , ditegaskan bahwa فإني قريبٌ . aku sesungguhnya sangat dekat . ( qoriibun = dekat sekali dan betul betul dekat )
sebagai tambahan dalam kajian ini perlu kami paparkan sedikit tentang disiplin ilmu akan arti kata dekat untuk memohon pemahaman makna .
ARTI DEKAT SECARA JASMANI TIDAK SAMA DENGAN MAKNA DEKAT SECARA RUHANI.
Contoh 1.
Arti dekat menurut arti secara jasmani ( benda )
Rumahku bersebelahan dengan kantor PW. ======== Arti dekat disini masih ada garis pembatas antara gedung rumahku dengan gedung kantor PW. Jadi gedung rumahku berdiri sendiri tanpa di sangga oleh gedung kantor PW.

Contoh 2.
Arti kata dekat secara jasmani ( benda ) agak rumit.
Genting rumahku sangat dekat dengan tembok rumahku. ====== Arti dekat disini terjadi saling membutuhkan tapi masih terdapat pembatas antara tembok dan genting . dikatakan masih ada garis pembatas sebab dari kedua benda ini masih berdiri sendiri akan eberadaannya. Jika dipisah antara tembok dan genteng, keduanya masih exsist . tidak terjadi kerusakan salah satu atau kedunnya. Maksudnya tidak musnah salah satunya.

Contoh 3
Meja kayu jati itu sangat dekat dengan kolong meja.====== makna dekat disini sudah berbeda dengan mana contoh ke 1 dan contoh ke 2 . dalam contoh ke 3 ini terdapat dua makna padahal kedua duanya masih tergolong benda. Meja itu sebuah benda, dan kolong juga sebuah benda tapi jenis benda tak tampak maksudnya tidak bisa diraba. Di sini , bahwa keberadaan atau wujudnya kolong meja sangat dipengaruhi atau dikuasai oleh meja. Jika diambil mejanya , maka kolong meja lenyap. Maka keberadaan atau wujudnya kolong meja disebabkan oleh keberadaan atau wujudnya meja. Di sini mengandung makna bahwa kolong meja itu tidak ada, adanya disebabkan oleh meja itu sendiri
Dari contoh yang ke tiga ini sudah terdapat dua makna sekaligus yaitu makna jasmani danmakna ruhani. Maka dikatakan bahwa Alloh itu sangat dekat,

(DIA (ALLAH) BERSAMAMU DIMANAPUN KAMU BERADA (Q.S AL HADID 57 : 4 ). dan sangat dekat hingga dalam satu ayat dijelaskan bahwa Alloh itu tidak jauh dari urat lehermu. (Q.S AL QAF 50 : 16). Sebab betapa butuhnya kita kepada Alloh.
Sekali lagi bahwa ini bidang tauhid , tanpa terbukanya kesadaran / ma’rifat kepada Alloh , maka ini hanya sebatas pemahaman belaka. Dengan tertutupnya mata hati, kita tidak merasa butuh Alloh SWT . Kita tidak merasa takut dijauhi oleh Alloh SWT. Kita pandai menceritakan tentang Alloh tapi tidak ada getaran apa apa saat kita menyebut Alloh . (terutama diri kami pribadi ) masyaa Alloh . Buktinya keimanan kita dari dulu masih begini begini aja. Kita sudah berkata Iman Billah , tapi kenyataan sehari hari masih biasa aja. Masih berani bermain main di buminya Alloh SWT . masih berani begini begitu dan berlebihan hingga lupa pada Alloh.
Bagi orang yang terbuka kesadaran , pasti akan lunglai hatinya, pasti akan takut berpisah dengan Alloh. Pasti akan nurut kepada Alloh , Pasti akan terima dengan semua ketetapan Alloh , dengan qodho qodarnya Alloh . hal ini tidak bisa kita tutup tutupi. Ini sebuah fenomena kenyataan yang kita hadapi bersama semua bangsa manusia. Makin hari bukan makin meningkat kebaikan kita justru makin marak kegiatan kegiatan yang mengarah pada hal hal yang menjauhkan diri kepada Alloh bahkan mengarah pada kemaksiatan yang merajalela. Astaghfirullohal ‘adziim………….
AL FAATIHAH………………
YAA SYAFI’AL KHOLQISSHOLATU……………………….
YAA SAYYIDII YAA ROSULALLOH
AL FAATIHAH.

Kembali kepada kajian semula tentang MENYAKSIKAN ALLOH DENGAN DZAT ALLOH , ini tentu masih sangat jauh dari kajian tersebut di atas . sebab contoh contoh tersebut hanya sekedar kajian secara ilmiah. Yang tujuannya sebagai pendekatan akan pemahaman akan haqiqat Alloh SWT. Disini kami mohon maaf , kiranya banyak sekali dari kita membahas soal haqiqat , tapi pembahasannya masih berputar putar tentang pelaksanaan peribadatan . tentang praktek pengabdian. sungguh mohon maaf . itu bukan salah tapi bukan mengkaji tentang hal yang sedang dikaji . Memang ada hadits yang meriwayatkan bahwa :
"Berfikirlah tentang nikmat-nikmat Allah, dan jangan sekali-kali engkau berfikir tentang Dzat Allah." (Hasan, Syaikh al-Albani)
Dari hadits tersebut mengandung mana bahwa berfikir itu arahnya mengarah pada perbuatan akal . sudah barang tentu dilarang oleh baginda Rosul SAW .

Dalam kajian tentang menyaksikan Alloh dengan Dzat Alloh sudah sangat jelas . disini tidak ada unsur campur tangan mahluq. Jangankan menyaksikan Alloh , menyaksikan Nur Muhammad juga dilarang kalau menggunakan akal fikiran . coba saja kita bertanya pada diri kita sendiri tentang Nur .maka kita tidak akan menemukan jawaban tentang nur . sebab yang mengenal nur hanyalah nur itu sendiri . lalu kita berani mengatakan bahwa kita ini nur Muhammad .
kemudian kita dihadapkan dawuh MAN AROFA NAFSAHU FAQOD AROHAQROBBAHU = Barang siapa mengenal dirinya maka dia mengenal tuhannya. Belum lagi dikatakan bahwa AWWALUDDIN MA’RIFATULLOH = Permulaannya sebuah agama , itu ma’rifat kepada Alloh. Kalau sudah sampai disini , bisa jadi kita bukan orang yang memegang agama selama belum ma’rifat kepada Alloh.
Maka disinilah perlunya disiplin ilmu . lalu kita bertanya lagi apakah disiplin ilmu itu ? nah lagi lagi ita dak bisa jawab . sekali lagi kita harus meng iyakan bahwa memikirkan dzat Alloh jelas dilarang / Haram . sebab disini mengandung campur tangan manusia . ada campur tangan mahluq. ( tidak Billah Kalau dalam istilah Wahidiyah )
Menyaksikan Alloh TENTUNYA HARUS dengan Dzat Alloh sendiri. 
Menyaksikan Nurulloh harus dengan Nurulloh.
Menyasikan diri kita dengan diri itu sendiri, 
bukan diri mahluk tapi diri Alloh sendiri
Mbah Yahi Abdul Madjid Ma'ruf Mu’allif Sholawat Wahidiyah Qs wa Ra Ghouts Fii Zamanihi - Mujaddid Hadzaz Zaman Ra menggambarkan dengan sebuah kapas benang dan kain. Alloh sebagai kapas, rosululloh sebagai benang , kain sebagai mahluq.

AL FAATIHAH………………
YAA SYAFI’AL KHOLQISSHOLATU……………………….
YAA SAYYIDII YAA ROSULALLOH
AL FAATIHAH.

Diposkan oleh Sulhan Idris di Kamis, Oktober 31, 2013
AL FAATIHAH - MUJAHADAH !.
Sumber : Kuliah Wahidiyah dan berbagai sumber lainnya.


558 (Hal 1) - MENYAKSIKAN ALLOH SWT MELALUI AF’ALULLOH DAN MELALUI NURULLOH SERTA MENYAKSIKAN ALLOH DENGAN DZAT ALLOH



1. MENYAKSIKAN ALLOH BAGI ORANG AWAM
Kata menyaksikan boleh diartikan melihat.
Dalam dunia wushul , menyaksikan alloh merupakan keharusan mutlak dan tidak bisa ditawar bagi setiap manusia yang beriman kepada Alloh.
Menyaksikan sama saja dengan membuktikan . jika kita sedang menyaksikan sesuatu sudah tentu ada yang disaksikan sebagai bukti adanya sesuatu yang dilihat. Jika belum melihat maka , belum menyaksikan , maka segala pernyataannya , segala tindakannya masih meraba raba , memperkirakan.

Orang yang belum menyaksikan alloh sama saja dengan orang yang tidak mengetahui akan keberadaan Alloh. Belum membuktikan bahwa Alloh maha wujud. Baik wujud dzat maupun wujud sifat.( Allohu al ahad wallohu al wahid )
Melihat dalam arti SYAHADA. ( SYAHIDALLOH = MEYAKSIKANALLOH )
Bidang fiqih / syariat Islam , sudah mengucapkan kalimat syahadat bahwa “ Aku bersaksi bahwa tidak akan menyembah sesuatu apapun kecuali hanya Alloh saja, lainnya tidak akan aku sembah .

( = ا شهد ان لآ اله الّا اللّه )
ini termasuk bersaksi secara lisan / ucapan walaupun belum tampak apa yang sedang disaksikan . sudah lumayan walaupun masih meraba dan membayangan Alloh. Daripada tidak bersyahadat sama sekali.
Semoga kita diberi peningkatan dalam bidang ini, sebab ini sangat pokok dan urgent hingga kita sering diingatkan jangan sampai kita mati masih belum menyaksikan Alloh. Yang sering diucapkan oleh para juru dawah bahwa orang itu melihat tapi buta. Buta kepada tuhannya.
Atas dasar inilah maka manusia membutuhkan seorang yang ahli dan diberi tugas untuk menuntun dan mengarahkan serta menunjukkan bagaimana kita menyaksikan Alloh SWT. Bidang ini tidak dikaji secara mendetail dalam ilmu fiqih . sebab tujuan dari kitab fiqih adalah terlaksananya syari’at agama Alloh yang maha luhur. Sementara kita sebagai hamba sangat perlu memahami dengan sebaik baiknya tentang bagaimana seharusnya kita menghambaandiri kepada Alloh.

Sebuah pertanyaan besar bagi kita , bahwa mungkinkan seseorang melaksanakan sebuah tugas tanpa mengetahui yang memberi tugas. Jawabnya ada dua.
Jawaban pertama , adalah MUNGKIN. Hanya saja dalam pelaksanaannya masih bersifat mengangan angankan sebab katanya Alloh harus disembah . Sebab semua orang islam tahu bahwa tugas pokok manusia beriman hanya menyembah walaupun yang disembah masih berupa bayangan yang dibayangkan sesuai dengan batas sejauh apa dia bias membayangkan. Sebab itulah maka kita masih sering melamun dalam sholat. Kita masih membayangkan tuhan.
Jawaban kedua adalah TIDAK MUNGKUN. Sebab tugas manusia dimua bumi ini hanya menyembah alloh, selain menyembah / mengabdi kepada Alloh tidak boleh dan dilarang sebab dasar kita diciptakan di muka bumi hanya untuk mengabdi . Maka selain mengabdi tentunya tidak boleh. Dan tidaklah aku ciptakan jin dan manusia malinkan untuk mengabdi
- وماخلقث الجنّا والانس إلّى ليعبدون
Sekali lagi bahwa dalam dunia wushul , ini sangat pokok . yang ahirnya para pencari tuhan ( salikun ) diberi bimbingan bimbingan dan tuntunan agar tidak berputar putar dalam dunia lamunan. Sebab orang melamun itu kosong . hanya saja tidak etis kalau kita katakana kebanyakan orang walaupun sudah alim tapi sholatnya kosong. Catatan ibadahnya kosong. Nanti di yaumil hisab , pada hari penghitungan amal ibadah tidak ada catatan ibadahnya . yang ada hanya kemaksiatan kemaksiatan balaka. Akan tampak catatan maksiat dalam sholat. Oooh ? kenapa dulu aku rajin sholat tapi tidak ada catatanya sama sekali. Bagaimana mungkin ? saya menyadari bahwa sholat itu kewajiban ummat islam. Tapi kok tidak ada catatannya. Yaa Alloh, gimana ini ? saat itu kita kebingungan dan ketakutan sebab sholat itu penentu bagi ibadah ibadah lain. Sebelum hal itu terjadi , maka sangat perlu kita koreksi bersama seperti apa sholat kita. SUDAH NIAT MURNI MENGABDI ?
(LILLAH istilah Wahidiyah ) SERTA DALAM HATI MENYADARI BAHWA KITA TIDAK BISA BERBUAT APA APA TERMASUK SHOLAT.? ( BILLAH istilah Wahidiyah ).
Sementara Alloh bersabda bahwa “ celakalah orang yang sholat . yaitu sholatnya orang yang saahun “ orang sholat tapi lalai dalamsholat.
Alhamdulillah , dalam ajaran Wahidiyah , diberi cara untuk menyaksikan Alloh SWT. Tidak hanya diajari bahkan secara langsung dituntun satu persatu secara ruhani untuk menyaksikan Alloh jika dalam pengamalan sholawat wahidiyah dan ajarannya kita terapkan dengan sungguh sungguh . Pada titik inilah terjadi kehebohan dikalangan ulama dan masyarakat. Berbagai opini dan pandangan bermunculan baik itu positif maupun negative. Banyak para ulama menghujat bahwa Mu’allif Sholawat Wahidiyah dan Pengasuh Perjuangan Wahidiyah itu gak pernah mondok dan gak bias ngaji kok membimbing tauhid.
Memang bagi kami bahwa semuanya hanya sebuah fenomena dalam kehidupan masyarakat beragama . apapun yang terjadi udah menjadi kuasa Alloh SWT. Tak ubahnya seperti Nabi Muhammad Rosululloh SAW adalah seorang ummy. Orang yang bodoh dan tidak bias baca tulis. Hampir semua punggawa punggawa kaum qurais tidak mau mengikutinya. Mana mau ikut orang bodoh. Mereka lupa bahwa Alloh adalah sang pemilik ilmu. Jika Alloh menghendaki,kita tidak usah reporrepot mencari ilmu kesana kemari. Memang dilain sisi Baginda kita Rosululloh SAW mengingatkan kita bahwa orang yang memegang agala Alloh ibarat memegang bara api . dipegang kita kepanasan , dilepas kita kehilangan iman. Apalagi jika kita tengok para ahlul bait. Mana keluarga Rosululloh beserta cucu cucu beliau yang matinya tidak terbunuh. Semua keluarga dan cucu beliau wafat dalam keadaan teraniaya. Masihkan watak jahiliyah itu melekat pada diri kita ? Semoga Alloh secepat kilat member taufiq wal hidayah.
Sekali lagi kita bersyukur masih diberi kesempatan memegang Agama Alloh walaupun panas dan pahit dirasakan .
Menyaksikan Alloh dalam ilmu tasawwuf sangat gamblang dan mudah sekali dicerna bagi yang memperhatikan . itu bagi hatinya yang tidak tertutup kepada Alloh SWT . bagi yang tertutup hatinya, akan selamanya mengecam . semakin mengecam dia akan semakin tertutup walaupun tampak lahiriyahnya ilmunya segunung. Semakin banyak ilmunya semakin jauh dari alloh sebab dia disetir oleh ilmunya dan bukan dikendalikan oleh Alloh SWT. Jangankan di setir , dipandang oleh Alloh saja sudah tidak . sebab dia sibuk memandang ilmunya hingga dia menyaksikan ketidak tepatan disekitarnya melalui sudut pandang ilmunya yang dia pahami .
Semoga kita bukan termasuk ahli kecam . bukan termasuk orang yang dikuasai ilmu . melainkan kita diberi bias memanfaatkan ilmu.
Semoga kita hanya dikuasai oleh Alloh sang pemilik ilmu .

2. MENYAKSIKAN ALLOH MELALUI AF’ALULLOH
Menyaksikan Alloh bagi orang awam seperti kami , yaitu menyaksiban AF’ALULLOH. Yaitu menyaksikan perbuatan alloh dialam semesta raya ini. Kita melihat manusia , melihat rumah, motor, mobil , melihat tumbuhan, melihat langit dan bintang dan sebagainya.
Kita melihat manusia harusnya tampak yang menciptakan manusia . jika yang tampak hanya berhenti pada manusia , berhenti pada mahluq , maka kita masih tertutup / terhalang / terhijab/ kepada yang menciptakan .
Menyaksikan Alloh dengan menggunakan Af alulloh sangat banyak caranya . bias melalui benda , bisa melalui bunyi suara dan lain sebagainya.

Contoh :
Orang yang sudah mengenal sepeda motor Honda , dia pasti tahu bentuknya motor Honda. Dia juga tahu bunyinya motor Honda . bagi yang tida pernah menyaksikan motor Honda , hanya mampu melihat dengan cerita / kabar dari orang yang menyaksikan motor Honda. Ini sudah bagus tapi belum tepat.
Bagi yang sudah menyaksikan motor Honda , walaupun sedang tidak berada di depan matarnya , dia masih mampu melihat motor Honda dengan melalui suaranya motor Honda .
Bagi yang belum menyaksikan motor Honda , dia masih belum berani mengatakan dengan pasti bahwa yang di dengar itu suara motor Honda . bahkan walapun sedang dihadapkan dengan motor Honda , dia masih perlu diberi tahu oleh yang membuat motor Honda bahwa inilah motor Honda.
Hal ini sudah dialami oleh mbah kita nabi Musa ‘alaihi salam . beliau diberi pangkat KALAMULLOH . diberi bisa bercakap cakap dengan Alloh dibalik bunyi lonceng .
Pangkat ini sudah sangat sulit dicari . pangkatnya para nabi keasih Alloh SWT. Satu hal yang sangat perlu disyukuri , bahwa ummat Rosululloh SAW , terdapat 40 orang ummat beliau yang diberi pangkat tersebut . yaitu seperti hatinya Mbah Musa AS bahkan ada 7 orang ummat Rosululloh SAW hatinya seperti Mbah Ibrahim AS dan 4 orang seperti hatinya malaikat jibril AS dan 1 orang seperti hatinya malaikat isrofil AS. Dalam kitab wushul , 1 orang tersebut menempati jabatan wali quthub, GHOUTSU ZAMAN.

557 - AJARAN POKOK WAHIDIYAH “LILLAH BILLAH” DAN "LIRROSUL BIRROSUL"



LILLAH BILLAH dan LIRROSUL BIRROSUL merupakan realisasi praktis atau konsekuensi batiniyah dari dua Kalimah Syahadat :
ASHADU AN LAA ILAAHA ILLALLOH WA ASYHADU ANNA MUHAMMADAN ROSUULULLOH.
Jadi orang yang senantiasa LILLAH - BILLAH dan LIRROSUL – BIRROSUL ini berarti terus menerus hatinya musyahadah tauhid dan musyahadah risaalah. Istilah lain, hatinya terus menerus membaca kalimah syahadatain dengan penuh pengabdian, penghayatan dan kesadaran yang mendalam.


  1. “LILLAH BILLAH”

Semua orang beragama apa saja, sama-sama dikaruniai kemampuan oleh Alloh wa Rosuulihi SAW. dapat mengetrapkan LILLAH BILLAH dalam hatinya. LILLAH BILLAH bukan suatu upacara keagamaan, melainkan keseragaman sikap hati manusia beragama atau manusia yang beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa. Jadi LILLAH BILLAH seharusnya menjadi keseragaman paham bagi setiap manusia yang menyatakan diri sebagai hamba Tuhan Maha Esa.
Bagi kita bangsa Indonesia yang mengakui dan menggunakan falsafah Pancasila sebagai pedoman dan tuntutan hidupnya, dimana sila pertama dari Pancasila itu Ketuhanan yang Maha Esa, dituntut oleh Pancasila itu sendiri agar supaya bangsa Indonesia mengetrapkan LILLAH BILLAH. Atau jika memakai istilah Pancasila UNTUK/ KARENA TUHAN YANG MAHA ESA dan SEBAB TUHAN YANG MAHA ESA. Diterapkan di dalam hati setiap bangsa Indonesia dalam segala langkah dan kegiatan hidupnya.
LILLAH = Lil Tuhan Yang Maha Esa.
= Untuk/ karena Tuhan Yang Maha Esa.
BILLAH = Bil Tuhan Yang Maha Esa.
= Sebab Tuhan Yang Maha Esa.
Kita semua setiap bangsa Indonesia diberi kemampuan dapat mengetrapkan itu. Semua !. Dari segenap lapisan masyarakat bangsa Indonesia. Dari pemeluk agama apa saja dan dari pengikut kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa mana saja, mampu mengetrapkan LILLAH BILLAH tidak membutuhkan syarat-syarat yang berat, tidak membutuhkan ilmiyah yang sukar-sukar. Tidak memerlukan batasan tingkatan-tingkatan hidup dan tidak ada pembatasan umur sudah dewasa atau belum dewasa. Semua, sekali lagi semua, diberi kemampuan oleh Alloh Tuhan Yang Maha Pencipta ada kemauan. Hanya modal kemauan ini yang diperlukan. Siapa ada kemauan pasti menemukan jalan.
Firman Alloh SWT :
وَالَّذِيْنَ جَاهَدُوْا فِيْنَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا (29- العَنْكَبُوت : 69).

“Dan orang-orang yang bersungguh-sungguh di dalam menuju kepada-Ku, pasti AKU tunjukkan berbagai jalan-KU” (29 – al-Ankabuut : 69).

Jelas disitu “ALLADZIINA”= orang-orang atau orang banyak. Tegasnya lagi, manusia.

اَلْعِلْمُ بِلاَ عَمَلٍ كَالنَّحْلِ بِلاَ عَسَلٍ
“Ilmu tanpa amal bagaikan lebah yang tanpa madu”

Yang ada hanya sengat (entup-jw)-nya saja. Mungkin hanya bisa menyengat (ngentup-jw) orang lain masyarakat saja. Ibarat ada orang sakit bukan memberikan madu obatnya melainkan malah memberikan racun. Jelas merugikan diri sendiri karena tidak punya madu, dan merugikan orang lain karena sengatannya.

Oleh sebab itu, disamping kita mempelajari ilmu-ilmu (ilmu apa saja) yang lebih penting lagi adalah usaha memperoleh hidayah !. Caranya antara lain dengan mujahadah seperti sudah kita bahas dimuka. Telah diperingatkan oleh Rosululloh SAW :

مَنِ ازْدَادَ عِلْمًا وَلَمْ يَزْدَدْ هُدًى لَمْ يَزْدَدْ مِنَ اللهِ إِلاَّ بُعْدًا (رَوَاهُ أَبُو منصُور والدَّيْلَمي عن جَابِر رضِيَ اللهُ عنه).

“Barang siapa bertambah ilmunya dan tidak bertambah hidayahnya, dia bukan menjadi dekat (kepada Alloh), melainkan bahkan semakin jauh dari Alloh” (Hadits riwayat Abu Manshur dan ad-Dailami dari Jabir Ra.).
Semakin jauh, berarti semakin dibendu oleh Alloh SWT. Semakin dikutuk oleh Alloh SWT. Jadinya semakin berlarut-larut, semakin besar menimbulkan kerugian di dalam masyarakat. Mari kita koreksi diri kita sendiri!.
Alhamdulillah!. Dengan mujahadah-mujahadah Wahidiyah menurut pengalaman yang sudah-sudah, banyak dikaruniai taufiq dan hidayah dari Alloh SWT yang tidak atau jarang kita peroleh diluar menjalankan mujahadah Wahidiyah. Mari kita laksanakan sebagian.

الفَاتِحَة
يَا رَبَّنَا اللََّهُمَّ صَلِّ سَـلِّمِ * عَلَى مُحَمَّدٍ شَفِيْعِ الأُمَمِ
وَالأَلِ وَاجْعَلِ الأَنَامَ مُسْرعِيْن * بِالْوَاحِدِيَّةِ لِرَبِّ الْعَلَمِيْن
يَارَبَّنَا اغْفِرْ يَسِّرْ افْتَحْ وَاهْدِنَا * قَرِّبْ وَأَلّفْ بَيْنَنَا يَارَبَّنَا 
الفَاتِحَة


      2. “LIRROSUL BIRROSUL”
Ini terbatas, tidak universal seperti halnya LILLAH BILLAH. Terbatas hanya dapat dilakukan oleh orang yang beragama Islam tentunya. Umat agama selain Islam mungkin ada halangan mengetrapkannya. Akan tetapi juga tidak mustahil ada jalan untuk itu. Walloohu A’lam !.
Kita sebagai umat Islam wajib mengetrapkan LIRROSUL BIRROSUL disamping LILLAH – BILLAH. yaitu merupakan konsekuensi batiniyah kita selaku umat Rosululloh SAW.
LILLAH BILLAH dan LIRROSUL BIRROSUL merupakan realisasi praktis atau konsekuensi batiniyah dari dua Kalimah Syahadat :
ASHADU AN LAA ILAAHA ILLALLOH WA ASYHADU ANNA MUHAMMADAN ROSUULULLOH.
Jadi orang yang senantiasa LILLAH - BILLAH dan LIRROSUL – BIRROSUL ini berarti terus menerus hatinya musyahadah tauhid dan musyahadah risaalah. Istilah lain, hatinya terus menerus membaca kalimah syahadatain dengan penuh pengabdian, penghayatan dan kesadaran yang mendalam.
Masalah kesadaran kepada Alloh wa Rosuulihi SAW, adalah masalah prinsip bagi setiap umat Rosullulloh SAW, masalah paling pokok yang akan menentukan bahagia atau sengsara. Oleh karena itu harus kita perhatikan, harus kita usahakan dengan serius, disamping memperhatikan soal-soal lain yang kita butuhkan. Kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani, kebutuhan material dan kebutuhan spiritual. Bahkan justru di dalam kita melaksanakan dan mengisi bidang-bidang yang harus kita penuhi, supaya selalu dijiwai LILLAH BILLAH dan LIRROSUL BIRROSUL yang harus terus menerus kita tingkatkan dan kita sempurnakan tanpa ada batasnya.
Sekali lagi, ilmiah mudah dipelajari atau hafal. Akan tetapi tumbuhnya rasa LILLAH BILLAH, LIRROSUL BIRROSUL atau pengetrapan dzauqiyahnya, tergantung kepada HIDAYAH dari Alloh SWT. Dan untuk memperoleh hidayah ini diperlukan bantuan dan bimbingan dari Penuntun atau Pembimbing. Yaitu orang yang sudah ahli dan berpengalaman yang mempunyai wewenang atau kompeten yaitu yang menerima tugas dari Alloh SWT untuk membimbing masyarakat di dalam perjalanan wushul ma’rifat kepada Alloh wa Rosuulihi SAW. Di dalam dunia tasawuf, Pembimbing tersebut dikenal sebagai Mursyid yang Kaamil dan Mukammil. Orang yang sudah sempurna dan mampu menyempurnakan orang lain.
Di dalam perjalanan manusia menuju wushul – sadar ma’rifat kepada Alloh wa Rosuulihi SAW, jika tidak ada yang membimbing, pada umumnya mengalami kebingungan dan tersesat jalan oleh berbagai gangguan dari Iblis yang sangat halus sekali sehingga yang bersangkutan tidak merasa. Ibaratnya orang akan menghadap raja atau presiden harus berhubungan dan melalui orang-orang yang ditugaskan oleh presiden atau raja mengatur masalah tersebut. Tanpa melalui pejabat kerajaan atau kepresidenan yang berkompeten maka sulit sekali bahkan tidak mungkin bisa berhasil menghadap. Sekalipun dari kalangan tingkat atas, sekalipun dia sudah mempelajari dan mengerti cara-cara atau jalannya menghadap Presiden atau Raja. Begitu juga soal kesadaran, soal wushul ma’rifat kepada Alloh wa Rosuulihi SAW, harus melalui Pembimbing yang berkompeten mengantarkan wushul. Tidak cukup hanya mempelajari teori atau ilmiyah saja.
Kita, di dalam Perjuangan Wahidiyah berkeyakinan seperti keyakinan dalam dunia tasawuf bahwa Ghouts Hadzaz Zaman RA, adalah Priagung yang berkompeten di zaman sekarang mengantarkan dan membimbing masyarakat sadar kepada Alloh wa Rosuulihi SAW.
Maka oleh karena itu kita para pengamal Wahidiyah dan masyarakat, saalikin pada umumnya perlu dan harus mengadakan hubungan dengan Ghouts Hadzaz Zaman Ra. terutama hubungan secara batiniyah. Diantara cara hubungan dengan Hadzaz Zaman Ra. tersebut adalah mengetrapkan di dalam hati “LIL GHOUTS BIL GHOUTS”.
AL FAATIHAH - MUJAHADAH !.
Sumber : Kuliah Wahidiyah - YPW Kedunglo Kediri.


Senin, 18 Januari 2016

555 - AJARAN POKOK WAHIDIYAH "LIRROSUL BIRROSUL"


Lihat Postingan di Facebook
Yaa Sayyidii Yaa Rosuulalloh - Duhai Pemimpin kami Duhai Utusan Alloh !

Pengertian “LIRROSUL”
Segala amal ibadah atau perbuatan apa saja asal tidak melanggar syari’at Islam, niatnya HARUS DOBEL. Niat LILLAH dan niat LIRROSUL.
Dengan tambahan LIRROSUL disamping niat LILLAH seperti itu, nilai kemurnian ikhlas makin bertambah bersih. Tidak mudah diridu (digoda) oleh Iblis, tidak gampang disalah gunakan oleh kepentngan nafsu. Di samping itu, pengetrapan LIRROSUL juga merupakan diantara cara ta’alluq bijanaabihi SAW – hubungan atau konsultasi batin dengan kanjeng nabi SAW.
Dengan mengetrapkan LIRROSUL disamping LILLAH secara terus-menerus insyaalloh lama-lama hati dikaruniai suasana seperti mengikuti Rosululloh SAW, atau seperti bersama-sama dengan Rosululloh SAW dimana saja kita berada terutama ketika menjalankan amal-amal ibadah apa saja.
Dengan demikian situasi batin kita benar-benar menduduki “hakikatnya mengikuti” atau mengikuti secara hakiki seperti sudah kita bahas dimuka, HAQIIQOTUL MUTAABA’AH RU’YATUL MATBUU’I ‘INDA KULLI SYAI-IN” : mengikuti yang haqiqi harus melihat kepada yang diikuti pada segala keadaan segala sesuatu dan kondisi.
Adapun dasar atau dalil mengenai penerapan LIRROSUL banyak sekali kita jumpai didalam al-Qur’an. Antara lain bahkan berupa perintah :

وَأَطِيْعُوا اللهَ وَرَسُوْلَهُ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِيْنَ (8- الأنفال : 1).

“Dan ta’atlah kepada Alloh (Lillah) dan Rosul-NYA (Lirrosul) jika kamu sekalian orang-orang yang beriman” (8 – al-Anfal : 1).

يَاأَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا أَطِيْعُوا اللهَ وَرَسُوْلَهُ وَلاَ تَوَلَّوْا عَنْهُ وَأَنْتُمْ تَسْمَعُونَ (8-الأنْفال: 20)

“Wahai orang-orang yang beriman, ta’atlah kepada Alloh (LILLAH) dan Rosul-NYA (LIRROSUL) dan janganlah kamu sekalian berpaling dari pada-NYA sedangkan kamu sekalian mendengar” (8 – al-Anfal : 20).

يَاأَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا أَطِيْعُوااللهَ وَأَطِيْعُوا الرَّسُولَ وَلاَتُبْطِلُوا أَعْمَالَكُمْ (47-محمد:33).

“Wahai orang-orang yang beriman, ta’atlah kepada Alloh (LILLAH) dan ta’atlah kepada Rosul-NYA (LIRROSUL) dan janganlah kamu sekalian membatalkan (merusak) amal-amal kamu sekalian“ (47 – Muhammad : 33).

مَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا (23- الأَحْزاب :71 ).

“Dan barang siapa ta’at kepada Alloh (LILLAH) dan Rosul-NYA (LIRROSUL), maka sungguh ia memperoleh kebahagiaan yang agung” (33 – al-Ahzab : 71).
Orang yang hatinya selalu merasa mengikuti Rosululloh SAW, disamping niat ibadah kepada Alloh dalam segala perbuatan yang tidak melanggar syari’at agama dan undang-undang, lebih-lebih ketika menjalankan amal-amal ibadah baik yang wajib maupun yang sunnah atau yang mubah sekalipun, otomatis sangat berhati-hati sekali, tidak berani sembrono, tidak berani berkutik. Sikapnya selalu hormat dan tawadhu’ kepada siapapun, lisaanul hal (bahasa sikap) dan lisaanul maqol (bahasa ucapan)-nya senantiasa sopan dan ramah tamah, sebab disinari oleh pancaran takholluq bi akhlaqillaahi wa bi akhlaaqi Rosuulihi SAW. Selalu hormat kepada yang seatasnya dan kasih sayang kepada yang sebawahnya. Senang menolong kepada orang lain dan masyarakat, baik diminta ataupun tidak diminta. Pertolongan lahiriyah atau pertolongan batiniyah. Mudahnya, dia ketularan akhlaq Rosululloh SAW, yang rahmatan lil’alamiin itu. Ketika menjalankan amal-amal ibadah terutama dia lebih berhati-hati lagi, jangan sampai tingkah lahir dan batinnya merusak amal ibadahnya sehingga ditolak oleh Alloh SWT.

Pengertian “BIRROSUL”

Ini termasuk bidang haqiqot seperti halnya dengan BILLAH, sedangkan LILLAH dan LIRROSUL adalah bidang syari’at.

Pengeterapan BIRROSUL ialah :

Disamping sadar BILLAH seperti diatas, supaya juga sadar dan merasa (rumongso lan kroso – bahasa Jawa) bahwa segala sesuatu termasuk diri kita sendiri dan gerak-gerik diri kita lahir maupun batin yang diridhoi Alloh, adalah sebab jasa Rosululloh SAW.

Jadi, dalam segala langkah dan gerak-gerik kita lahir maupun batin yang bagaimana saja asal tidak melanggar syari’at Rosul SAW, hati kita merasa menerima jasa dari Rosululloh SAW, jasa tersebut terus mengalir berkesinambungan tiada putus-putusnya. Jika dihindari sekejap saja oleh jasa Rosululloh SAW, kita tidak dapat berbuat apa-apa. Bahkan wujud kita pun jika dihindari oleh jasa Rosul SAW, menjadi ‘adam (tidak ada) seketika.
Jadi pengetrapan BIRROSUL itu seperti BILLAH akan tetapi terbatas, tidak mutlak seperti BILLAH. Terbatas hanya dalam hal-hal yang diridhoi Alloh wa Rosulihi SAW. Maka ketika dalam ma’siat misalnya, tidak boleh merasa BIRROSUL. Akan tetapi merasa BILLAH, harus. Pembatasan tersebut adalah mengisi bidang adab. Dan kita harus menempatkan segala sesuatu pada kedudukan atau proporsi yang sebenarnya. Bidang syari’at harus kita isi sepenuh-penuhnya dan setepat mungkin, dan bidang haqiqot juga harus kita terapkan setepat mungkin. Begitu juga bidang adab harus kita isi setepat-tepatnya, tidak boleh kita abaikan !.
Langit bumi seisinya ini termasuk manusia, adalah rahmat kasih dari Alloh SWT. Dan rahmat kasih tersebut disalurkan melalui Rosululloh SAW. Alloh SWT berfirman.

وَمَا أَرْسَلنَاكَ إِلاَّ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ (21- الأنبياء : 107).

“Dan tiada AKU mengutus Engkau (Muhammad) melainkan rahmat bagi seluruh ‘alam” (21–al-Anbiya’ :107).

Jadi seluruh alam ini termasuk manusia berhutang budi atau dalam pembahasan diatas memakai istilah “mendapat jasa” dari Rosululloh SAW. Islam dan iman di dada kita ini adalah jasa dari Rosululloh SAW. Jasa yang paling besar nilainya. Tidak dapat diukur dengan harta atau materi berapapun banyaknya !. Bahkan, segala apa saja yang terdapat di dalam diri pribadi manusia, yang ada diluar pribadinya, yang ada disekelilingnya, yang ada dihadapannya yang kelihatan mata atau tidak kelihatan. Yang dapat diraba oleh panca indera atau yang tidak dapat, semuanya itu adalah jasa Rosululloh SAW. Tanpa Rosululloh SAW manusia sudah menjerumuskan kepada kesewenang-wenangan, pertikaian dan permusuhan satu sama lain akhirnya terseret ke bencana kehancuran dan malapetaka kesengsaraan. Firman Alloh SWT :

وكُنْتُمْ عَلَى شَفَاحُفْرَةٍ مِنَ النَّارِ فَأنْقَذَكُمْ مِنْهَا (4-آل عمران:103).

“Dan kamu sekalian sudah berada di tepinya jurang neraka, lalu Alloh menyelamatkan kamu sekalian dari padanya” (3 – Ali Imron : 103).

Tepi jurang neraka yaitu kebobrokan moral dan kebiadaban manusia yang sudah tidak kenal prikemanusiaan. Yaitu yang dilakukan manusia pada zaman Jahiliyah menjelang diutusnya Kanjeng Nabi Besar Muhammad SAW sebagai utusan Alloh SWT.
Jadi diutusnya Kanjeng Nabi Besar Muhammad SAW sebagai Rosululloh SAW itu adalah demi untuk menyelamatkan manusia yang nyaris menjerumuskan kepada kehancuran dan kebinasaan akibat kebiadaban perbuatannya sendiri. Jadi fungsi Junjungan kita Kanjeng Nabi Besar Muhammad SAW disamping fungsinya yang lain-lain adalah Juru Penyelamat umat manusia atau pembebas umat manusia dari kesesatan dan kehancuran. Akan tetapi sayangnya, kebanyakan manusia tidak menyadari tidak mau tahu betapa agungnya jasa Rosululloh SAW tersebut. Kebanyakan manusia mau berlarut-larut terus diombang-ambingkan oleh nafsunya. Tetapi tidak merasa. Renungkan firman Alloh SWT :

كَلآَّ إِنَّ إلإِنْسَانَ لَيَطْغَى أَنْ رَاَهُ اسْتَغْنَى (96- العلق : 6-7).

“Ketahuilah sesungguhnya manusia benar-benar berlarut-larut melampaui batas, menganggap dirinya sudah cukup” (96–al-‘Alaq:6-7).

Dengan mengeterapkan LIRROSUL BIRROSUL disamping LILLAH BILLAH manusia dapat menundukkan dirinya sebagai “ABDULLOH” hamba Alloh yang benar dan sebagai umat Muhammad Rosululloh SAW yang benar. Kita yakin orang seperti itu dilindungi oleh Alloh dan didukung oleh Rosululloh SAW di dalam hidup dan kehidupannya. Hidupnya orang seperti itu benar-benar, membawa berkah bagi orang lain dan bagi masyarakat, bagi bangsa dan negaranya. Bahkan bagi umat manusia dan makhluk pada umumnya orang LIRROSUL BIRROSUL disamping LILLAH BILLAH merasa seolah-olah dirinya seperti dilihat oleh Rosululloh SAW dirinya senantiasa diincar oleh Alloh SWT. Sehingga dengan demikian dia tidak berani berkutik tidak berani berbuat soal-soal yang tidak diridhoi oleh Alloh wa Rosuulihi SAW. Alloh SWT menjamin orang seperti itu, selamat dari azab siksa Alloh SWT.

وَمَا كَانَ اللهُ لِيُعَذِّبَهُمْ وَأَنْتَ فِيْهِمْ وَمَا كَانَ اللهُ مُعَذِّبَهُمْ وَهُمْ يَسْتَغْفِرُوْنَ (8-الأنْفَال:23).

“Dan Alloh sekali-kali tidak akan menyiksa mereka, sedang engkau berada diantara mereka. Dan tidaklah Alloh akan mengazab mereka selagi mereka mengharap ampunan” (8 – al-Anfal : 33).
Demikian antara lain penting dan manfa’atnya mengetrapkan LIRROSUL BIRROSUL disamping LILLAH BILLAH. LIRROSUL termasuk pelaksanaan bidang syari’at dan BIRROSUL realisasi bidang haqiqot secara batiniyah. Keduanya harus kita terapkan setepat-tepatnya. Tidak cukup hanya sebagai pengertian ilmiah saja, tidak diterapkan didalam rasa hati, bahayanya justru lebih berat daripada yang belum mengerti sama sekali. Alhamdulillah dengan giat melakukan mujahadah Wahidiyah kita dikaruniai peningkatan-peningkatan sekalipun masih harus terus kita tingkatkan lagi. Terus kita tingkatkan tidak ada batasnya.

AL FAATIHAH - MUJAHADAH !.
Sumber : Kuliah Wahidiyah - YPW Kedunglo Kediri.


Selamat Datang

Assalamu 'alaikum wa 'alaikunna wr. wb.

BISMILLAAHIR ROHMAANIR ROHIIM

Selamat datang, bergabung dan menyimak di halaman Silaturrahmi http://tujuhtujuhbelas.blogspot.co.id

FORUM KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA WAHIDIYAH

Catatan Kecil : KISAH DAN PETUAH INSPIRATIF, DISKUSI DAN DIALOG INTERAKTIF, LAYANAN TANYA JAWAB DAN KONSULTASI ONLINE SERTA BERBAGI ATAU SHARING.

YAA SAYYIDII YAA ROSUULALLOH !

Bacalah selalu baik lisan maupun dalam hati dimana ingat dan kapanpun Anda berada kalimat nida' :

"YAA SAYYIDII YAA ROSUULALLOH !"

Berfaedah sangat besar dan luar biasa, berfungsi sebagai "Rahmatan Lil 'alamiin" dan "Tibbil Qulub" artinya rahmat (welas asih) bagi seluruh alam dan penyembuh atau obat hati, dapat berfadhilah untuk keperluan/hajat apa saja, solusi masalah apa saja, terutama untuk membersihkan dan menjernihkan hati, untuk kedamaian dan ketentraman jiwa serta sadar ma'rifat Billah wa Rosulihihi SAW. Berfadhilah untuk menyembuhkan dan mengobati hati dari sifat-2 tercela dan kegundahan, mengobati tubuh dari beberapa penyakit (memberikan kesehatan jasmani dan rohani), memberi cahaya dan sinar bagi mata hati. Buktikan sendiri keampuhan do'a tawassul tersebut, Insya Alloh Anda akan dapat merasakan berkah dan manfaatnya !. Amiin !.

AMALKAN “YAA SAYYIDII YAA ROSUULALLOH” diulang-ulang selama kurang lebih 30 menit tiap hari, selama 40 hari berturut-turut.

Boleh diamalkan oleh siapa saja tanpa pandang bulu dan golongan, baik tua, muda ataupun anak-anak, dari suku bangsa manapun dan agama apapun silakan mengamalkan, bahkan sangat dianjurkan tuk menyiarkannya.

Sebar luaskan kepada seluruh kerabat, teman, tetangga, sahabat dan semua orang yang kita temui dengan ikhlas, bijaksana dan welas asih.

Terima kasih dan Jazaa kumulloohu khoirooti wa sa'aadaatid dun-ya wal aakhirfoh Amiin !.

Posted by:

AHMAD DIMYATHI, S. Ag

Mobile Phones :
(0251) 8660966 (Kantor)
082226668817
085773653117
089527405377

Email :
pak.dimyathi@gmail.com

Facebook :
https://www.facebook.com/ahmad.dimyathi.5264

Twitter :
https://twitter.com/AHMADDIMYATHISA

Groups :
https://www.facebook.com/groups/1578120242468050/

Basic Information :
Kominfo Wahidiyah

Birthday :
February 25, 1958

Gender :
Male

Home Address :
Cimandala Sukaraja Bogor Jabar.
© CatatanKecil 2016. Diberdayakan oleh Blogger.